NusantaraInsight, Makassar — Menjadi hari yang penuh makna di Kampus Lorong Komunitas Anak Pelangi (K-Apel). Suasana pembelajaran rutin kali ini giliran jadwal Dr. Filawati, S.S., M.Pd., seorang akademisi dari Universitas Negeri Makassar (UNM) yang tergabung dalam lembaga Aruna Ikatuo Indonesia. Tema pembelajaran pada Sabtu, 10 Mei 2025 adalah “Penguatan Karakter Diri”, menjadi titik tolak penting bagi proses pendidikan anak-anak di lorong yang di bina oleh Komunitas Anak Pelangi (K-apel) yang selama ini tumbuh dalam semangat literasi dan kebersamaan di salah satu lorong Kota Makassar yakni lorong Daeng Jakking Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate.
Dalam wawancaranya, Dr. Filawati menekankan bahwa setiap anak tengah berada dalam fase perkembangan kognitif, emosional, dan moral yang sangat dinamis. Fase ini menentukan arah tumbuh-kembang mereka, termasuk dalam merajut impian masa depan. Sayangnya, tidak semua anak tahu bagaimana meraih mimpi-mimpinya. Di sinilah pentingnya pembelajaran yang bermakna yakni pembelajaran yang berakar pada penguatan karakter.
Menurutnya, pendidikan karakter bukanlah sekedar teori yang dihafal. Ia harus hidup dalam setiap detak pembelajaran. Melalui pendekatan bahasa Indonesia yang kontekstual dan disesuaikan dengan usia serta daya tangkap anak-anak, nilai-nilai moral seperti kesopanan, empati, dan keberanian dihadirkan secara nyata. Anak-anak diajak untuk tidak sekedar berbicara, tetapi berbahasa dengan santun yaitu menyampaikan pendapat tanpa menyela, menghindari kata kasar, serta membiasakan diri memilih kosakata yang tepat dalam berinteraksi.
Tidak hanya memperkuat etika berbahasa, pendekatan ini juga membuka ruang bagi tumbuhnya imajinasi dan kreativitas anak. Penguasaan kosakata yang luas dan penggunaan bahasa yang baik menjadikan anak mampu mengungkapkan ide secara lisan maupun tulisan dengan penuh makna. Inilah pendidikan yang tidak sekadar mengisi kepala, tapi juga menanamkan nilai ke dalam hati.
Melalui pelajaran bahasa Indonesia yang sarat muatan karakter, anak-anak K-Apel tidak hanya diasah kemampuan akademiknya, tetapi juga dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan sosial yang lebih luas. Mereka belajar bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan jembatan untuk menebarkan kebaikan, menanamkan empati, dan menyampaikan ide-ide perubahan.
Apa yang dilakukan Komunitas Anak Pelangi kolaborasi dengan Aruna Ikatuo Indonesia adalah bagian dari ikhtiar panjang membangun generasi yang kuat secara jiwa dan raga. Sebuah perwujudan nyata dari karya Ilmiah tesis founder Komunitas Anak Pelangi (K-apel) Rahman Rumaday yakni “Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya”, yang menjadikan lorong-lorong sebagai ruang belajar dan bertumbuh, bukan sekedar tempat tinggal.