Waspadai Penipuan Lewat Undangan di WA, Bisa Kuras Rekening

NusantaraInsight, Makassar — Di era digitalisasi saat ini membuat semuanya serba mudah dan gampang, baik itu transaksi keuangan sangat cepat dengan gadget di tangan.

Namun hal itu membuat tingkat kriminal di dunia cyber semakin meningkat pula. Termasuk penipuan melalui aplikasi WhatsApp.

Modus penipuan yang menguras rekening melalui kiriman undangan di aplikasi Whatsapp semakin marak dan heboh.

Pada modus penipuan tersebut, para pelaku kejahatan akan memberikan file yang harus diunduh dan ternyata merupakan file (.apk), baik itu berupa undangan atau semacamnya.

Menanggapi hal itu, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan para penipu itu akan membuat akun rekening, yang menurut hasil investigasi rekening tersebut dibuat oleh orang lain. Setelah rekening jadi, orang tersebut akan diberi uang dan rekening akan ada di tangan penipu.

“Ditemui di lapangan, mereka menggunakan orang lain untuk mendaftar habis itu kasih upah habis itu akun bank mereka ambil,” jelas Semuel seperti dilansir dari CNBC Senin (5/2/2024)

BACA JUGA:  Momen Hardiknas 2024, PGRI Makassar Bangun Masjid di Perumnas Antang Blok 10

Semuel juga menjelaskan beberapa trik atau modus kejahatan melalui WhatsApp. Berikut beberapa modus penipuan yang bisa menguras rekening korbannya:

1. Tawaran Menggiurkan

Salah satu ciri penipuan adalah adanya tawaran yang tidak masuk akal atau bombastis. Misalnya menawarkan harga ponsel yang jauh lebih murah dari harga pasar.

“Jangan terkecoh tawaran-tawaran tidak masuk akal, harga HP tadinya Rp 10 juta bisa dengan saya Rp 2 juta. Sudah pasti scam,” kata Semuel dalam acara Cek Rekening Dulu Transaksi Kemudian.

2. Telepon, Chat, atau SMS Tidak Jelas

Ciri kedua yang dijelaskan Semuel adalah adanya pesan tidak jelas dari orang yang tidak dikenal. Ini bisa berupa telepon, WhatsApp maupun SMS.

“Contoh kan undangan, yang kirim undangan enggak dikenal, yang nikah enggak kenal. Ke kepoan masyarakat main klik aja,” jelasnya.

3. Penipuan Social Engineering

Cara terakhir adalah dengan social engineering. Para penipu akan menggunakan kelemahan korbannya untuk bisa melakukan kejahatannya.

“Menggunakan social engineering, kelemahan-kelemahan kita,” kata Semuel.

BACA JUGA:  Catatan Perjalanan (Kearsipan) (1): 1200 mdpl

Ia juga menghimbau agar pengguna WhatsApp agar berhati-hati jika mendapatkan undangan atau tawaran menggiurkan.