“Saya selalu berkomunikasi via HT dengan korlap untuk memonitor kondisi Virendy. Bahkan di malam keempat (Kamis malam, red), Virendy sempat katakan dirinya sudah tidak bisa berdiri. Dalam rapat saya ajukan pendapat untuk pulangkan Virendy, tapi ada juga yang katakan kita lihat kondisinya besok pagi. Bahkan ada senior, Ilham dan Rijal menyampaikan bahwa kondisi Virendy baik-baik saja,” beber Ibrahim.
“Saudara katakan ada senior bernama Ilham dan Rijal yang bilang kondisi Virendy baik-baik saja. Nah apakah Ilham dan Rijal memiliki kompetensi di bidang kesehatan sehingga memberikan pendapat demikian ?,” usut jaksa senior di Kejaksaan Negeri (Kejari) Maros ini yang spontan dijawab Ibrahim “tidak ada pak jaksa, mereka hanya berdasarkan pengalaman saja”.
“Untuk saudara Farhan, di kepolisian saudara katakan membawa obat-obat termasuk obat penyakit Asma untuk kebutuhan dalam kegiatan diksar. Apakah obat-obat itu dibawa oleh panitia dan juga peserta ? Kemudian soal tandangan Dosen Pembina Farid Sitepu yang disebut-sebut dipalsukan oleh saudara bersama sekretaris panitia, bagaimana menurut saudara,” tanya Alatas lagi.
Dan dijawab Farhan bahwa selain obat-obatan yang dibawa panitia, peserta juga membawa obat sesuai kebutuhannya. Menurut Farhan pula, obat yang diminta Viren saat drop, itu diambil dari tasnya Viren. Sementara menyangkut tandatangan Farid Sitepu di surat permohonan rekomendasi/izin ke pihak kampus maupun di surat pernyataan bersedia bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan kegiatan Diksar & Ormed XXVII UKM Mapala 09 FT Unhas, diakui Farhan bahwa hal itu dilakukannya dengan mengscan tandatangan Farid Sitepu tanpa sepengetahuan dan tidak konfirmasi kepada dosen bersangkutan.
Viren Tidak Ada Penyakit Bawaan
Penasehat hukum Dr. Budiman Mubar, SH, MH dan Ilham Prawira, SH dari Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum (PKBH) Unhas ketika mendapat kesempatan bertanya, kembali mengulang mempertanyakan hasil pemeriksaan kesehatan terhadap diri Virendy, dan juga pembicaraan dalam rapat Kamis malam, hingga soal tindakan terdakwa yang tidak segera membawa Virendy ke puskesmas terdekat saat melihat atau mengetahui kondisi korban sudah sangat lemah.
Pertanyaan itu dijawab Ibrahim dengan mengatakan, pemeriksaan kesehatan terhadap peserta dalam masa pra kegiatan, dilakukan pertama oleh TBM Calcaneus (Fakultas Kedokteran Unhas), dan yang kedua oleh TBM Ners (Fakultas Keperawatan Unhas). “Dari hasil pemeriksaan kesehatan kedua TBM tersebut, Virendy tidak memiliki penyakit bawaan dan dinyatakan sehat,” akuinya.