NusantaraInsight, Makassar — Pekan ini, sorotan terkait Timur Tengah masih menjadi halaman utama di NusantaraInsight.com. Di tengah konflik memanas antara Israel dan Iran, menyusul serangan ke kedutaan Iran di Damaskus Suriah yang menewaskan pejabat militer Iran dan dibalas dengan serangan Iran ke Pangkalan militer Israel dengan rudal serta drone yang merusak fasilitas militer Israel.
Tak tinggal diam Israel melakukan serangkaian serangan balasan ke Iran yang ternyata hanya mendapatkan olok-olokan dari pemimpin negeri para Mullah itu.
Saudara Tua Israel, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini telah show of force dengan memamerkan 12 pesawat pengebom siluman nuklir B-2 Spirit.
Para pengamat militer memprediksi bahwa unjuk kekuatan AS ini adalah sinyal untuk ikut serta dalam konflik Iran-Israel. Apalagi AS terang-terang mem-veto keanggotaan Palestina di PBB.
Menurut Angkatan Udara Amerika, B-2 Spirit yang disimpan hanya untuk misi paling penting dan siap melakukan serangan global kapan saja dan di mana saja.
Dalam pertunjukan spektakuler kekuatan udara Amerika, hampir seluruh armada B-2 Spirit diperlihatkan di Pangkalan Angkatan Udara Whiteman, Missouri, pada pekan lalu.
B-2 Spirit adalah pesawat pengebom berat multi-peran yang mampu mengirimkan hulu ledak konvensional dan nuklir.
Pesawat dengan kecepatan 1.000 kilometer per jam ini dirancang agar tidak terlihat oleh radar dan merupakan pesawat termahal di dunia, diperkirakan menelan biaya £1,6 miliar (lebih dari Rp32 triliun) per unit.
Pesawat dengan dua pilot ini memiliki jangkauan tanpa bahan bakar sejauh 6.000 mil dan secara khusus dibuat untuk misi antarbenua.
Ketika ketegangan meningkat awal pekan ini saat Israel berjanji akan melakukan “respon signifikan” terhadap serangan udara Iran pada 13 April, AS sedang menguji pesawat-pesawat pengebom siluman tersebut.
Dua belas dari seluruh armada 20 unit B-2 Spirit melakukan apa yang disebut “elephant walk” dan rutinitas penerbangan yang menakutkan.
Pesawat yang jarang terlihat itu dikumpulkan sebagai bagian dari latihan “Spirit Vigilance” yang berfokus pada peningkatan kesiapan penerbang untuk menjalankan misi pengebom siluman.
Tantangan aeronautika yang mengesankan melibatkan jet-jet yang ditugaskan ke Sayap Bom ke-509 yang meluncur bersama dalam formasi berdekatan dan interval lepas landas yang minimal.
“Pelatihan rutin memastikan bahwa penerbang selalu siap untuk melaksanakan operasi serangan global kapan saja, di mana saja,” kata Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan, yang dilansir The US Sun, Sabtu (20/4/2024).