NusantaraInsight, Gaza — Kantor media pemerintah di Jalur Gaza mengumumkan, Jumat (1/11/2024) terkait tewasnya Bilal Muhammad Rajab, seorang fotografer untuk saluran satelit Al-Quds Today, akibat serangan udara Israel.
Kantor tersebut mengutuk keras tindakan pendudukan yang menargetkan jurnalis Palestina, dan menganggapnya sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan keji ini.
Kantor Media mendesak masyarakat internasional dan organisasi terkait untuk “mencegah pendudukan dan mengadilinya di pengadilan internasional atas kejahatan yang terus dilakukannya,” serta menekannya untuk menghentikan genosida dan pembunuhan serta pembunuhan jurnalis Palestina.
Jumlah jurnalis yang terbunuh oleh pendudukan Israel di Jalur Gaza kini telah meningkat menjadi 183 sejak dimulainya perang genosida.
Serangan ‘Israel’ terhadap kebebasan pers belum pernah terjadi sebelumnya, tulis Chris Hedges
Scheerpost, pada hari Sabtu, menerbitkan sebuah analisis oleh jurnalis dan penulis Amerika terkenal Chris Hedges, yang menawarkan pemeriksaan tajam terhadap iklim yang berbahaya bagi jurnalis yang meliput perang di Gaza.
Hedges menyelidiki realitas yang kontras yang dihadapi oleh wartawan asing di “Israel,” yang menurutnya sering kali diarahkan oleh narasi yang dipandu militer, dan wartawan Palestina di Gaza, yang mengorbankan nyawa mereka untuk menyampaikan kebenaran tanpa disaring.
Artikel tersebut menyajikan kritik yang kuat tentang bagaimana koresponden media asing, yang sebagian besar dibatasi pada narasi yang dikendalikan Israel, meliput perang dari hotel-hotel mewah dan di bawah pengawasan militer Israel yang ketat.
Sementara itu, wartawan Palestina menghadapi kondisi yang mengancam jiwa setiap hari untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh ketidakhadiran media internasional di Gaza, Hedges menunjukkan.
Menurut Hedges, pembatasan “Israel” terhadap wartawan asing yang memasuki Gaza dan polanya dalam menargetkan wartawan lokal Palestina mencerminkan serangan yang lebih luas terhadap kebebasan pers.
Ia mengutip statistik yang mengkhawatirkan dari Komite Perlindungan Jurnalis, yang mencatat bahwa sedikitnya 128 jurnalis dan pekerja media di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon telah terbunuh dan 69 orang ditahan, menandai periode paling mematikan bagi jurnalis sejak organisasi tersebut mulai mengumpulkan data pada tahun 1992.
Hedges menyandingkan kenyataan suram ini dengan akses yang dikontrol ketat oleh koresponden asing, termasuk kunjungan terpandu ke lokasi yang diduga milik Hamas dan konferensi pers harian Israel yang sering kali dipenuhi dengan informasi yang salah.