Free Palestine Bergema, Delegasi Israel kembali Hadapi Aksi Walk Out di Pertemuan IPU

NusantaraInsight, Jenewa, Swiss — Teriakan Free Palestine Bergema saat delegasi Israel akan berpidato pada acara Inter-Parliamentary Union (IPU), Senin (14/10/2024).

Bukan itu saja delegasi Israel kembali mengalami aksi walk out besar-besaran saat hendak berpidato

Sebelumnya, sebuah adegan dramatis juga terjadi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Jumat (27/9), saat delegasi dari berbagai negara walk out, saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato.

Media Turki Almayadeen melaporkan, banyak peserta di Sidang IPU meneriakkan “Bebaskan Palestina” dan meninggalkan ruangan tepat sebelum Anggota Parlemen Israel Dan Illouz bersiap untuk berpidato. Menurut laporan media, delegasi Palestina mempelopori aksi mogok tersebut.

“Kami tengah mempersiapkan banyak pertempuran yang sulit, karena delegasi Palestina, dengan dukungan berbagai kebijakan Arab dan Muslim, akan melakukan segala daya mereka untuk mendorong keputusan yang merugikan Israel, memanfaatkan manipulasi dengan delegasi dari seluruh dunia dan ‘kejutan’ untuk delegasi Israe,” kata delegasi Israel.

Anggota Knesset Likud Dan Illouz dan sesama anggota Knesset Likud Tsega Melaku dan anggota Knesset Yesh Atid Elazar Stern merupakan bagian dari delegasi tersebut.

BACA JUGA:  Viral Rudal Iran Terbang di Atas Masjid Al Aqsa Gempur Israel

Menurut laporan, inisiatif anti-Israel lainnya termasuk seruan untuk menurunkan kedudukan Israel dalam IPU dan mengadopsi putusan Mahkamah Internasional (ICJ) tentang kebijakan Israel di wilayah pendudukan.

Hal ini terjadi setelah organisasi internasional Save the Children menggambarkan situasi di Gaza setara dengan “kedalaman neraka,” menyebut serangan terhadap wilayah yang dikepung itu sebagai “perang terhadap anak-anak” karena tidak ada yang aman.

Direktur regional Timur Tengah organisasi itu, Jeremy Stoner, menyatakan “apa yang kita lihat sekarang di Gaza tampak seperti kedalaman neraka, dengan laporan serangan terhadap anak-anak dan keluarga dari hari ke hari.”

LSM Inggris itu mengeluarkan peringatan mengerikan tentang situasi yang memburuk di Gaza, dengan menyebutkan bahwa “perintah evakuasi” mungkin akan segera menjadi “perintah eksekusi” karena anak-anak sangat kekurangan kebutuhan untuk menyelamatkan nyawa.

Stoner juga menyinggung bencana kemanusiaan yang parah di Gaza, merinci bagaimana di utara, warga Palestina telah kekurangan makanan selama dua pekan dan terjebak di zona mematikan saat berusaha melarikan diri dari pemboman dan penembakan yang tak henti-hentinya.

BACA JUGA:  Tinjau Stadion H.A.Wana, Ketua Panitia: Kagum dengan Bupati Soppeng

Di selatan, tempat banyak keluarga berlindung, serangan udara Israel membakar Rumah Sakit Al-Aqsa dan tenda-tenda dengan beberapa rekaman dan laporan yang mengungkap sisa-sisa warga Palestina yang terbakar.