Produk Domestik Bruto Triwulan II-2025

Sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 5,37 persen seiring peningkatan produksi domestik dan impor. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan aktivitas perdagangan barang-barang domestik dan impor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh hingga 8,52 persen didukung oleh peningkatan jumlah penumpang angkutan rel dan laut, serta peningkatan jumlah barang yang diangkut pada seluruh moda transportasi. Sementara itu, subsektor angkutan udara terkontraksi sebesar 0,12 persen. Sektor informasi dan komunikasi juga mencatat pertumbuhan cukup tinggi sebesar 7,92 persen, didorong oleh meningkatnya lalu lintas data serta transaksi elektronik.

Secara spasial, ekonomi tumbuh positif di seluruh wilayah. Pulau Jawa mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,24 persen dan Sulawesi 5,83 persen, keduanya di atas rata-rata nasional. Sementara itu, wilayah Maluku dan Papua tetap tumbuh positif sebesar 3,33 persen, meskipun mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan-II tahun sebelumnya.

BPS juga mencatat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Semester I-2025 mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Edy menjelaskan (dalam Kompas.com 07-08-2025) bahwa ekonomi nasional pada triwulan II-2025 tumbuh 5,12 persen secara tahunan, sementara triwulan I hanya 4,87 persen.

BACA JUGA:  Asa Dalam Anatomi Keretakan

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Semester I-2025 tercatat 4,99 persen atau lebih rendah dari capaian Semester I-2024 yang mencapai 5,08 persen. Edy menguraikan, metode perhitungan ini dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah dari triwulan I dan II, kemudian dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (cumulative to cumulative/c to c).

“Karena pertumbuhan ekonomi di triwulan I cukup rendah, maka meskipun triwulan II lebih tinggi, tetap belum mampu mengerek pertumbuhan kumulatif semester ke level di atas 5 persen,” jelas Edy.

*Tanggapan Menteri Keuangan*

Menanggapi rilis BPS tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Instagram-nya @smindrawati menyoroti perihal peranan APBN akan terus diandalkan dalam melakukan fungsi countercyclical, terutama untuk mengantisipasi pelemahan ekonomi yang muncul akibat situasi dunia yang bergejolak.

“APBN juga senantiasa berperan penting dalam menjaga stabilitas dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” tulisnya.

Terbukti, dengan sejumlah stimulus yang diluncurkan pemerintah, konsumsi rumah tangga mampu tumbuh sebesar 4,97 persen pada triwulan II-2025. Konsumsi yang tumbuh tinggi ini ditopang oleh konsumsi transportasi dan restoran.