PSB dibuat dengan 1 butir telur dicampur dengan 1 sendok makan MSG dan 1 bungkus terasi. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam botol air mineral sebanyak 3 sendok makan, kemudian diberi air namun tidak sampai penuh supaya bisa dikocok. Satu butir telur dapat menghasilkan tiga botol PSB. Botol kemudian dijemur di bawah sinar matahari langsung dengan durasi penyinaran ±8 jam perhari. Penjemuran dilakukan selama 25-30 hari atau sampai cairan pada botol berubah warna.
Cara pengaplikasiannya, PSB sebanyak 15-20 ml dicampur dengan 1 liter air. Campuran tersebut kemudian disemprotkan pada daun tanaman.
Tayang dg Situju selaku Ketua gabungan kelompok tani mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kegiatan ini.
“Dengan hadirnya sosialisasi dan pembuatan PSB ini kami merasa terbantu karena inovasi yang dihadirkan cara pembuatannya sangat mudah, dapat dilakukan sendiri dengan menggunakan alat serta bahan sederhana yang mudah didapatkan dan tentunya sangat ekonomis” katanya.
Rezky Ramadhani, S.S., M.Litt sebagai Dosen Pendamping KKN untuk Desa Pattallikang sangat mengapresiasi ide dari mahasiswa KKN yang menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di kelas ke masyarakat.
Dosen Sastra Inggris Unhas ini berharap masyarakat setempat dapat memanfaatkan hal sederhana di sekitar kita sebagai alternatif pupuk yang tentu saja tidak hanya higenis, tapi juga memiliki manfaat yang besar untuk tanaman.