Mantan Media Officer PSM Raih Doktor di Unhas

Penentuan format kompetisi, jadwal pertandingan harus konsisten dan tidak merugikan klub mana pun. Pembinaan sepak bola menjadi tugas semua pihak dalam upaya terus mencari bakat, bibit-bibit pemain bola di seluruh Indonesia. Kompetisi berjenjang mulai dari sekolah, kampus-kampus, turnamen sepak bola di desa-desa atau turnamen ‘tarkam (pertandingan antarkampung) menjadi alternatif dalam menjaring bakat-bakat potensial yang ada di negeri ini.

“Perlu dilakukan edukasi secara kontinyu terhadap suporter dan penggemar sepak bola sebagai aset penting sepak bola Indonesia. Komunikasi melalui edukasi sangat penting sebagai bagian dari transparansi, pelayanan, dan bentuk mitigasi terhadap krisis atau bencana olahraga,” sebut mantan Asisten Pendamping Ketua Delegasi Teknik AFC Technical Director Delegation- Asian Football Confederation) Asian Games 2018 tersebut.

Saran lain yang ditawarkan Wina, jika terjadi krisis perlu penanganan yang lebih baik lagi dengan komunikasi krisis dan pendekatan yang lebih strategis. Membuat “crisis communication center’ (CCC) yang dapat mendeteksi krisis, khususnya dalam pertandingan ‘high risk’ (risiko tinggi) adalah salah satu bentuk mitigasi bencana. Kehadiran CCC akan memudahkan semua pihak berkomunikasi menangani krisis.

BACA JUGA:  BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca di Sulsel, Waspadai Hujan dan Angin Kencang

“Melibatkan organisasi media dalam perbaikan tata kelola liga sepak bola Indonesia. Kolaborasi antarmedia ‘mainstream’ dan media sosial dalam distribusi informasi dapat menjangkau lebih banyak khalayak,” kunci Wakil Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Sulsel (2025-2028) tersebut. (MDA).

br
br