Kabar Duka! Faisal Basri, Ekonom Kritis Kini Berpulang

Mengutip CNBCIndonesia, tim ini berhasil menemukan keberadaan ‘mafia’ di dalam bisnis minyak Indonesia. Keberadaan mafia misal mereka temukan dalam proses penawaran impor minyak yang dilakukan ke Petral dan PEs secara tidak lazim, berbelit-belit, dan harus melewati pihak ketiga yang bertindak sebagai agent atau arranger.

Tim itu juga menemukan indikasi kebocoran informasi soal spesifikasi produk dan owner estimate sebelum tender berlangsung.

Tim menemukan cukup banyak indikasi adanya kekuatan “tersembunyi” yang terlibat dalam proses tender oleh Petral.

Berdasar temuan tersebut, Tim pun mengeluarkan beberapa rekomendasi terkait Petral.

Pertama, tender penjualan dan pengadaan impor minyak mentah dan BBM tidak lagi oleh PES melainkan dilakukan oleh ISC (integrated supply chain) Pertamina.

Kedua, mengganti secepatnya manajemen Petral dan ISC dari tingkat pimpinan tertinggi hingga manajer

Ketiga, melakukan audit forensik agar segala proses yang terjadi di Petral menjadi terang benderang. Hasil audit forensik bisa dijadikan sebagai pintu masuk membongkar potensi pidana, khususnya membongkar praktik mafia migas.

BACA JUGA:  Kisah Baju Lebaran dari Surga

Rekomendasi ini kemudian ditindaklanjuti Menteri ESDM saat itu Sudirman Said dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) saat itu Dwi Soetjipto dengan membekukan bisnis Petral pada tengah Mei 2015.

Selain itu, mereka juga memerintahkan untuk dilakukannya audit forensik terhadap Petral. Lembaga audit Kordha Mentha kemudian ditunjuk untuk mengaudit forensik praktik jual beli minyak di Petral untuk periode 2012 sampai 2014.

Hasilnya; ada jaringan mafia minyak dan gas (migas) telah menguasai kontrak suplai minyak senilai US$18 miliar atau sekitar Rp250 triliun selama tiga tahun. Untuk audit anak usahanya itu, Pertamina merogoh kocek hingga US$1 juta.

Selain itu, Faisal juga pernah terjun ke dunia politik dengan mencoba mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta pada 2007 dan dan 2012 lalu. Namun, peruntungan ternyata belum berpihak kepadanya.

Selain itu, Faisal juga aktif menjadi narasumber yang membahas isu ekonomi yang memang sudah menjadi makanan sehari-harinya, seperti APBN, utang pemerintah, hingga pembangunan yang sedang berlangsung.

Faisal juga memiliki website pribadi yang memuat tulisan-tulisan dari pemikirannya tentang isu ekonomi yang tengah bergulir, seperti hilirisasi, ekonomi politik, hingga korupsi yang merugikan negara

BACA JUGA:  Penutupan Kegiatan Keagamaan di UPT SMAN 2 Enrekang