NusantaraInsight, Makassar — Hujan lebat yang melanda kota Makassar dan sekitarnya sejak pekan lalu menyebabkan banjir di sejumlah titik di Kota Makassar.
Terhitung ada 3 kecamatan di kota Makassar yang menderita banjir terparah, yaitu Kecamatan Manggala, Panakkukang dan Biringkanaya.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mencatat ada sekira 1.403 warga di 3 kecamatan mengungsi ke 27 titik akibat banjir.
Jumlah itu diperkirakan bertambah sebab masih ada wilayah belum terdata dan ada juga yang mengungsi di rumah keluarga dan kerabat
“Akan bertambah karena hujan tidak berhenti. Tadi subuh, kan, keras hujan,” ujar Sekretaris BPBD Makassar Maharuddin, Minggu (22/12/2024) seperti dilansir dari detikSulsel.
Maharuddin mengungkapkan, total 1.403 jiwa yang mengungsi merupakan warga Kecamatan Manggala, Biringkanaya, dan Panakkukang.
Menurutnya, ada laporan bahwa Kecamatan Tamalanrea ketinggian air sudah mulai naik meski belum ada laporan warga mengungsi ke titik evakuasi resmi.
“(Kecamatan) Tamalanrea juga mungkin … kita tunggu informasinya dari teman-teman di lapangan ini. Tamalanrea, kan, belum masuk (datanya), apalagi belum ada titik ungsi,” katanya.
“Laporannya teman-teman di Tamalanrea, ada beberapa titik yang airnya sudah naik. Tapi, ini belum ada pengungsi. Mereka yang memang terendam rumahnya evakuasi di rumah kerabat,” tambah Maharuddin.
Lebih lanjut, Maharuddin menuturkan, ketinggian air juga diperkirakan akan meninggi di beberapa titik. Menurutnya, jumlah pengungsi akan terus bertambah.
“Kalau berkurangnya kayaknya tidak berkurang ini. Tamalanrea belum masuk. Mungkin Manggala juga ada beberapa tambahan lagi. Begitu juga Biringkanaya,” ucapnya.
Berdasarkan Data BPBD Makassar hingga pukul 23.50 Wita pada Sabtu (21/12), di Manggala terdapat 11 titik pengungsian yang menampung 488 jiwa. Titik pengungsian berada di masjid hingga posyandu.
Selanjutnya, di Biringkanaya ada 13 titik pengungsian yang menampung 849 jiwa. Wilayah setempat menjadikan masjid, sekolah, hingga indekos sebagai titik pengungsian.
Kemudian, di Panakkukang terdapat 3 titik pengungsian yang menampung 66 jiwa. Selain masjid dan posyandu, kantor kelurahan juga dijadikan titik pengungsian.
Maharuddin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama di wilayah yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Dia meminta agar mempersiapkan peralatan darurat andai sewaktu-waktu harus mengungsi.
“Tetap waspada. Utamanya titik-titik yang setiap tahunnya menjadi langganan banjir untuk mempersiapkan peralatan-peralatan untuk mengungsi. Kami sudah sampaikan itu ke teman-teman carester juga. Lurah dan camat kita juga sampaikan untuk menyampaikan ke warganya untuk lebih waspada,” tuturnya.