Imbas Serangan AS, Iran akan Tutup Selat Hormuz

“Kami akan terus memantau risiko keamanan terhadap kapal-kapal kami di kawasan tersebut dan siap untuk mengambil tindakan operasional sebagaimana diperlukan,” kata perusahaan pelayaran peti kemas Denmark tersebut.

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Minggu meminta China untuk mendorong Iran agar tidak menutup Selat Hormuz. Itu disampaikan selama wawancara di acara “Sunday Morning Futures with Maria Bartiromo” di Fox News

“Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” kata Rubio, yang juga menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Gedung Putih.

“Jika mereka melakukan itu, itu akan menjadi kesalahan besar lainnya. Itu sama saja dengan bunuh diri secara ekonomi bagi mereka jika mereka melakukannya. Dan kita masih punya pilihan untuk mengatasinya, tetapi negara-negara lain juga harus mempertimbangkannya. Itu akan merugikan ekonomi negara-negara lain jauh lebih parah daripada ekonomi kami,” paparnya.

Rubio mengatakan langkah untuk menutup selat itu akan menjadi eskalasi besar-besaran yang akan membutuhkan tanggapan dari AS dan negara-negara lain. Kedutaan Besar China di Washington tidak segera memberikan komentar.

BACA JUGA:  Israel Bakar Hidup-hidup Warga Palestina di RS Syuhada Al-Aqsha

Selat Hormuz terletak di antara Oman dan Iran dan merupakan rute ekspor utama bagi produsen-produsen Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait. Sekitar 20% dari konsumsi minyak harian dunia—sekitar 18 juta barel—melewati Selat Hormuz, yang lebarnya hanya sekitar 33 km (21 mil) pada titik tersempitnya. (**)