Langkah ini tidak hanya bermanfaat bagi kelestarian lingkungan, tetapi juga mampu memperkuat ekonomi kerakyatan dan ketahanan pangan keluarga.
“Kita ingin agar pengelolaan sampah tidak berhenti di pengurangan limbah saja, tapi juga memberi nilai tambah bagi masyarakat. Ini bagian dari upaya menjaga perputaran ekonomi warga dari rumah,” jelasnya.
Wali Kota Makassar, juga menekankan bahwa keberhasilan program Makassar Bebas Sampah 2029 hanya dapat dicapai melalui kolaborasi yang kuat dan sinergi lintas sektor.
“Kita butuh kolaborasi yang nyata, bukan hanya seremonial. Pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat harus saling terhubung dalam satu ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi,” tuturnya.
Kegiatan Kick Off Makassar Eco Circular Hub ini menjadi momentum awal bagi Kota Makassar untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam mempercepat capaian target bebas sampah.
Melalui gerakan bersama ini, Pemerintah Kota Makassar berharap semangat menjaga lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi gaya hidup baru seluruh warga kota.
Lebih lanjut Munafri menegaskan komitmennya untuk mempercepat penerapan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi hingga ke tingkat paling bawah pemerintahan.
Ia meminta seluruh camat, lurah, RT, dan RW di Kota Makassar untuk mewajibkan penerapan sistem pengelolaan sampah organik dan non-organik di wilayah masing-masing mulai tahun ini hingga tahun depan.
“Mulai tahun ini dan tahun depan, saya minta seluruh RT dan RW di Kota Makassar sudah wajib menerapkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi,” seruan Appi.
“Setiap RT dan RW harus punya cara untuk menyelesaikan persoalan sampah organiknya — entah melalui maggot, eko-enzyme, atau metode lainnya,” tambah Munafri.
Dalam arahannya kepada mahasiswa dna akademisi Unibos, Munafri menjelaskan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat.
Dia mencontohkan dua pendekatan yang dinilai efektif, yaitu budidaya maggot dan pembuatan eko-enzyme. Dikatakan, eko-enzyme, cairan hasil fermentasi limbah organik seperti sisa buah dan sayur.
Lanjut dia, ini telah terbukti ampuh sebagai bahan pembersih alami yang ramah lingkungan. Ia menyinggung tokoh lokal pemerhati lingkungan bernama, yang sukses memproduksi eko-enzyme dan memasoknya ke berbagai institusi di Makassar.
Selain eko-enzyme, Wali Kota juga menekankan peran penting maggot, dalam mengurai sampah organik. Menurutnya, maggot mampu mengonsumsi sampah dalam jumlah besar, sekaligus memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai pakan ternak dan ikan.