Ave Neohistorian ! Hang Jebat Versus Hang Tuah

NusantaraInsight, Makassar — Dalam zaman kemakmuran Kesultanan Malaka, Hang Tuah adalah seorang laksamana yang amat termasyhur. Ia berasal dari kalangan rendah, dan dilahirkan dalam sebuah gubuk reyot. Tetapi karena keberaniannya, ia amat dikasihi dan akhirnya pangkatnya semakin naik. Maka jadilah ia seorang duta dan mewakili negeranya dalam segala hal.

Hang Tuah memiliki beberapa sahabat karib: Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu. Ada yang berpendapat bahwa kedua tokoh terakhir ini sebenarnya hanya satu orang yang sama saja. Sebab huruf Jawi wau; “ﻭ” dan ra; “ﺭ” bentuknya sangat mirip. Tetapi yang lain menolak dan mengatakan bahwa kelima kawan ini adalah versi Melayu dari Pandawa lima, tokoh utama dalam wiracarita Mahabharata, seperti dikutip dari Wikipedia.

Hikayat ini bercerita pada kesetiaan Hang Tuah pada Sri Sultan. Bahkan ketika ia dikhianati dan dibuang, teman karibnya, Hang Jebat yang memberontak membelanya akhirnya malah dibunuh oleh Hang Tuah. Hal ini sampai sekarang, terutama dikalangan Bangsa Melayu masih menjadi kontroversial. Siapakah yang benar, Hang Tuah atau Hang Jebat

BACA JUGA:  Prof.Dr.Nurhayati Rahman, M.S. Lagaligo, “Kitab Suci” Orang Bugis

Selain itu setting cerita ini adalah di Malaka sekitar abad ke-14 dan 15 Masehi. Sebab banyak diceritakan dalam hikayat ini perseteruan antara Malaka dan Majapahit.

Ave Neohistorian!

Hang Tuah dikenal sebagai laksamana dan guru silat yang sangat hebat di benak orang Melayu hingga saat ini. Ia melayani Sultan Mansur Shah dari Kesultanan Melaka pada abad ke-15 Masehi. Hang Tuah memiliki seorang sahabat masa kecil bernama Hang Jebat, sesama guru silat yang perkasa dan sangat dihormati.

Dalam Hikayat Hang Tuah, disebutkan pada suatu saat Sultan Melaka mengirim Hang Tuah menuju Pahang untuk membujuk Putri Tun Teja agar mau menjadi pendamping sang Sultan. Namun sang Putri malah kagum dengan sosok Hang Tuah dan jatuh cinta kepadanya.

Hal ini membuat sang Sultan cemburu dan marah, lalu menghukum mati Hang Tuah tanpa proses pengadilan. Merasa bahwa hukuman itu tak masuk akal, sang bendahara Kesultanan (yang posisinya setingkat dengan Perdana Menteri) pun menyuruh Hang Tuah untuk bersembunyi di pedalaman.

BACA JUGA:  Makassar Championship 3 Tahun 2024 Sukses Digelar, Berikut Perolehan Medali Kontingen Tapak Suci Kecamatan Tamalate.

Mendengar kabar bahwa sahabatnya dihukum mati oleh sang Sultan dengan tidak adil, Hang Jebat pun marah besar. Ia pun membuang kesetiaannya kepada negara dan menyerbu istana Kesultanan. Hang Jebat yang mengira Hang Tuah telah mati pun membunuh sebagian besar penghuni istana untuk membalaskan dendamnya. Tidak ada satu pun pendekar di istana yang berani berhadapan dengan Hang Jebat karena ia dikenal sebagai seorang guru silat yang sangat kuat. Sang bendahara pun memberi tahu kalau hanya ada satu orang yang bisa menghentikan Hang Jebat yakni Hang Tuah. Hang Tuah pun dipanggil dari tempat persembunyiannya, diampuni oleh sang Sultan, dan diperintahkan untuk membunuh Hang Jebat.