NusantaraInsight, Makassar — Anniversary 77th Pedoman Rakyat dan 3th Pedoman Rakyat.co.id menjadi ajang silaturahmi bagi para jurnalis senior di Sulawesi Selatan.
Perayaan ini dipusatkan di Kafe Baca Jalan Adhyaksa Nomor 2 Makassar, Minggu (3/3/2024) diadakan dengan sangat sederhana dan penuh kekeluargaan.
Salah satu mantan Pemimpin Redaksi Pedoman Rakyat yang sekarang menjadi Tokoh Pers, Dahlan Abubakar dalam sambutan singkatnya menyampaikan bahwa satu-satunya media yang begitu rutin merayakan mengingat bahwa kita pernah berkiprah beberapa tahun di media ini.
Dahlan juga berharap agar sekiranya para wartawan yang pernah bernaung di media ini agar dapat membuat buku.
“Saya berharap agar dapat menulis buku terkait media kita,” ucapnya.
“Saya sendiri merasa malu, telah banyak menulis tentang orang tapi kita tidak pernah menulis tentang kita (Pedoman Rakyat),” lanjutnya.
“Mengapa ini perlu kita bukukan, karena kita tidak bisa mengulang lagi apa yang pernah kita alami,” kata pemegang kartu utama Dewan Pers ini.
Ia juga berpesan agar wartawan yang ingin memberitakan agar selalu melakukan konfirmasi.
“Tolong teman-teman yang memberitakan apalagi itu kasus perdata, harus dikonfirmasi,” tegasnya.
Ia kembali menegaskan agar berhati-hati memberitakan sesuatu. Harus melakukan verifikasi dulu baru kemudian meminta hak jawab.
“Karena tak ada celah untuk meminta hak jawab jika kita belum melakukan verifikasi terlebih dahulu,” tambahnya.
“Dalam memberitakan ini ibarat menarik rambut di atas tepung, rambutnya tertarik tepungnya tidak terbongkar,” pungkasnya.
Senada dengan itu, Pemimpin Umum Pedoman Rakyat.co.id Ardi Basir menceritakan pengalamannya dalam memuat berita
“Saya sendiri pernah ditegur oleh pak Manuhua karena fajar lebih dulu terbit dari pada kita, kenapa saya terlambat karena saya tak mau naikkan tanpa adanya konfirmasi.
“Lengkapi berita dulu, mending ditunda dari pada tidak konfirmasi,” tandasnya.
Hadir pada Anniversary 77th Pedoman Rakyat sejumlah wartawan senior seperti, La Kama Wiyaka, James Wehantouw, Rusdi Embas, Muhammad Arafah, Abd. Manaf Rahman, Yahya Mustafa, Insan Jalil, Rukman Nawawi dan sejumlah wartawan dari Pedoman Rakyat.
