Catatan Olahraga: Seabrek Beban Ketua KONI Sulsel yang Baru

Catatan M.Dahlan Abubakar

NusantaraInsight, Bima — Jumat (21/11/2025) pagi RRI Makassar mengontak saya untuk sebuah wawancara melalui telepon terkait dengan terpilihnya Ketua Umum KONI Sulsel yang baru pada Rabu (19/11/2025).

Sayang wawancara ini tidak berlangsung seutuhnya karena alasan teknis. Masalahnya, saat itu saya sedang berlayar menuju Labuan Bajo dengan KM Wilis dari Makassar.

Jika saja wawancara sesuai jadwal awal, sekitar puku; 09.05 mungkin alasan teknis teratasi. Pasalnya wawancara tertunda 25 menit bertepatan dengan posisi saya kian menjauh dari Makassar.

Pada satu dua menit pertama, saat komunikasi bisa tersambung bagus, meskipun beberapa kali sambung putus, saya mengatakan, Ketua KONI Sulsel yang baru memiliki beban yang sangat berat.

Pertama, bagaimana menggairahkan kegiatan olahraga di Sulawesi Selatan.

Kedua, mengembalikan prestasi Sulsel pada PON XXIII/2028 NTB-NTT, minimal pada posisi saat PON XXI, peringkat XI.

Ketiga, mengembalikan pengelolaan dana hibah dengan pola Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang langsung ditandatangani Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dengan KONI Sulsel tanpa melalui birokrasi ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispora).

BACA JUGA:  Catatan Tercecer dari Piala Dunia U-17 Austria, Perjalanan Mulus nan Kandas

Keempat, “merayu” Gubernur Sulsel agar sedikit memberi perhatian pada pembinaan olahraga prestasi di Sulsel.

Belum sempat saya menjabarkan empat poin penting tantangan yang dihadapi Ketua Umum KONI Sulsel yang baru, komunikasi seluler dengan RRI Makassar dan saya terputus. Padahal, saya ingin menjelaskan, kita-kira seperti ini.

Pertama, upaya menggairahkan kegiatan olahraga di Sulsel akan terlihat jika organisasi KONI sebagai pucuk teratas induk-induk olahraga akan tampak sibuk. Tidak hanya kantor itu terbuka hingga sore hari, tetapi juga sampai pada malam hari.

Saat lampu ruang kantor KONI Sulsel menyala pada malam hari menandakan bahwa ada kegiatan yang sedang berlangsung dan tidak selesai pada sore hari. Mungkin ada yang berkelit, semua masalah diselesaikan sebelum hari berganti malam itu soal lain dan tidak tampak dibandingkan jika pada malam hari.

Pengalaman saya lebih dua puluh tahun menjadi pengurus komite olahraga provinsi ini membuktikan, memang tidak banyak personil pengurus yang rajin berkantor, tetapi yang aktif adalah mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap bergulir roda dan kegiatan organisasi.

BACA JUGA:  Cukur Sumpah Pemuda, Janggut Kumis Habis

Pengurus yang lalu, personilnya sangat “jumbo”, 70 orang. Pada kepengurusan terakhir saya, 2018-2022, personil pengurus hanya 50-an orang. Dari jumlah ini yang aktif paling banyak 30%.