Stabilitas Harga dan Inovasi Pertanian: Wujud Nyata Komitmen NTB untuk Pangan Rakyat

Ketahanan pangan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan daerah.

Catatan Agus K Saputra

NusantaraInsight, Ampenan — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan daerah. Dalam konteks ekonomi global yang fluktuatif dan perubahan iklim yang memengaruhi produksi pangan nasional, NTB menempatkan isu pangan sebagai prioritas utama pembangunan daerah.

Komitmen tersebut ditegaskan dalam forum Bincang Kamisan edisi ke-17 yang berlangsung di Command Center Kantor Gubernur NTB, Mataram, Kamis (13/11/2025). Mengusung tema “Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan NTB”, forum ini disiarkan secara langsung melalui kanal resmi Pemerintah Provinsi NTB dan dihadiri oleh insan media, akademisi, pelaku usaha, serta masyarakat umum.

Forum tersebut menghadirkan tiga narasumber utama yang mewakili tiga sektor penting: pemerintahan, perdagangan, dan akademisi. Mereka adalah Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan, S.Pd., M.Pd.; Kepala Bidang Perkembangan Perdagangan Dalam Negeri (PPDN) Dinas Perdagangan NTB, Endang Sri Wahyuni, S.STP.; serta Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram (FATERA Unram), Dr. Ir. Satrijo Saloko. Diskusi berlangsung interaktif, memunculkan berbagai gagasan strategis yang mempertemukan praktik lapangan dan hasil riset inovatif dari dunia kampus.

BACA JUGA:  Ngopi di Festival Literasi Sulawesi Selatan 2025

Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Dr. Aidy Furqan, dalam paparannya menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Menurutnya, ada tiga fokus utama yang terus dijaga pemerintah provinsi: ketersediaan, keterjangkauan, dan konsumsi pangan masyarakat.

“Kami terus memastikan masyarakat memiliki akses terhadap bahan pokok dengan harga wajar melalui Gerakan Pangan Murah (GPM),” ujarnya. Program GPM telah menjadi tulang punggung pengendalian inflasi pangan daerah. Melalui kerja sama dengan Bulog, BUMD, dan distributor pangan lokal, kegiatan pasar murah diadakan secara rutin hingga akhir tahun di berbagai kabupaten/kota NTB.

Dr. Aidy menjelaskan bahwa Dinas Ketahanan Pangan juga melakukan pemantauan harian terhadap 12 komoditas strategis, seperti beras, jagung, gula, minyak goreng, telur, cabai, dan bawang. Langkah ini penting untuk mendeteksi lebih dini gejolak harga serta menjaga pasokan tetap stabil di tingkat konsumen.

Selain itu, NTB memperkuat cadangan pangan daerah dengan mengaktifkan lumbung pangan masyarakat di tingkat desa dan memaksimalkan peran BUMDes sebagai simpul distribusi bahan pokok. “Ketahanan pangan tidak hanya soal produksi, tapi juga soal pemerataan distribusi dan keadilan akses bagi seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.

br