News  

MCH Jadi Lokasi Pelatihan Kerja untuk Penyandang Disabilitas

NusantaraInsight, Makassar – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan kesetaraan kesempatan bagi seluruh warganya, termasuk penyandang disabilitas.

Di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin, berbagai program pemberdayaan digagas agar kelompok difabel dapat memperoleh ruang yang sama dalam pendidikan, pelatihan, maupun dunia kerja.

Kepedulian itu kembali ditegaskan melalui pelatihan dan fasilitasi penempatan tenaga kerja bagi penyandang disabilitas yang diselenggarakan di Makassar Creative Hub, Anjungan Losari, Kamis (25/9/2025).

Kegiatan ini sekaligus menjadi rangkaian dukungan Pemkot terhadap semangat literasi dan inklusif. Ini membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukan halangan untuk meningkatkan keterampilan.

Program yang mendapat dukungan dari Baznas tersebut dirancang untuk memberikan bekal hard skill serta membuka akses penempatan kerja yang lebih luas bagi para penyandang difabel.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, hadir langsung dan menyampaikan apresiasinya atas program yang dinilai selaras dengan visi pembangunan kota yang setara bagi seluruh warga.

Acara ini sangat positif dan sejalan dengan visi Pemerintah Kota Makassar.

BACA JUGA:  Momen-Momen Tak Terlupakan Bersama Aswar Hasan

“Pembangunan kota harus berdasar kebersamaan, memposisikan semua warga setara atau sejajar, sama rata, sama rasa. Inklusif tidak boleh hanya menjadi slogan, tapi harus diwujudkan lewat kegiatan nyata seperti hari ini,” ujarnya.

Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dalam memberikan kesempatan kerja setara bagi penyandang disabilitas terbukti diwujudkan. Melalui Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Oleh sebab itu, Appi menegaskan, penyandang disabilitas memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam proses pembangunan.

Karena itu, Pemkot berkomitmen menjadi fasilitator agar kelompok difabel dapat memperoleh akses pendidikan, pelatihan, dan pekerjaan yang layak.

“Saudara-saudara kita berkebutuhan khusus ini harus dibekali pendidikan dan pengetahuan yang cukup supaya mampu beradaptasi dengan lingkungannya,” tuturnya.

“Pemerintah Kota bersama Baznas tidak hanya memberi pelatihan, tapi juga menyiapkan proses penempatan kerja secara langsung. Ini langkah nyata agar inklusivitas benar-benar terlihat,” lanjutannya.

Ia berharap pelatihan ini menjadi awal dari rangkaian kegiatan berkelanjutan. Pemkot menargetkan program serupa dapat digelar secara berkala, memberi ruang seluas-luasnya bagi penyandang disabilitas untuk berperan dalam pembangunan kota.