Religi  

Kreativitas Digital dalam Penyuluhan Agama di Kemenag Kabupaten Takalar

NusantaraInsight, Makassar — Kegiatan Konten Kreatif Materi Penyuluhan diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Takalar di Aula Gedung Utama, 15 September 2025.

Kegiatan ini menampilkan fenomena menarik mengenai transformasi digital dalam ruang penyuluhan agama.

Acara dibuka oleh Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, H Misbahuddin, S.Ag, MM., serta dipandu oleh moderator Muh Ariyandi M, SH.

Narasumber Mohammad Ikhwan M, S.I.Kom., S.Sn., M.Sn. menyampaikan materi mengenai prinsip dasar konten kreatif, pemanfaatan smartphone sebagai alat produksi, hingga teknik penyuntingan sederhana yang variatif.

Menariknya, kegiatan ini menghadirkan peserta yang mayoritas bukan berasal dari generasi milenial atau gen Z, melainkan para pegawai dengan rentang usia yang lebih matang.

Ini membuktikan bahwa adaptasi teknologi bukanlah ranah eksklusif bagi generasi muda, melainkan dapat dijalankan secara efektif oleh generasi yang lebih tua.

Peserta menunjukkan antusiasme dan partisipasi interaktif, baik dalam diskusi maupun sesi praktik. Mereka mampu menghasilkan produk konten berupa kutipan Islami dalam desain visual yang sarat pesan dakwah.

BACA JUGA:  Umrah Berkah bersama Cahaya Langit Wisata

Hasil karya peserta membuktikan bahwa usia tidak menjadi penghalang untuk berinovasi dalam ranah digital, terutama ketika diarahkan pada tujuan syiar keagamaan.

Kegiatan ini memperkuat pandangan bahwa konten kreatif merupakan strategi efektif dalam memperluas jangkauan penyuluhan agama.

Jika sebelumnya syiar agama identik dengan forum tatap muka di mimbar atau majelis, maka kini dakwah dapat hadir melalui media digital dengan format yang sederhana namun menyentuh hati.

Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan teknis, tetapi juga memberikan refleksi bahwa era digital menuntut kolaborasi lintas generasi. Baik muda maupun tua, semua memiliki peluang yang sama untuk menjadi kreator konten religius yang relevan dan inspiratif.

Refleksi ini ditegaskan oleh Ikhwan, yang juga pengajar Film dan Televisi di ISBI Sul-Sel, bahwa “Kualitas konten bukan terletak pada kecanggihan teknologinya, melainkan pada sejauh mana pesan kebaikan dapat tersampaikan kepada masyarakat.”

Kasi Bimas Islam, H Misbahuddin berharap, semangat adaptif dan inovatif yang ditunjukkan oleh para peserta dapat terus berkembang. Sehingga penyuluhan agama melalui media digital dapat menjadi sarana syiar yang lebih luas, inklusif, dan berkelanjutan, apalagi ketika terus dilakukan secara konsisten. (*)