Lumbung Literasi: Ruang Belajar Alternatif

Catatan Agus K Saputra

NusantaraInsight, Ampenan — Seolah kemenangan yang terpatri. Tentu saja, setelah melewati beberapa tawaran gemerlap Kota. Randa Anggarista, M.Pd, founder Perpustakaan Lumbung Literasi, memilih pulang ke Kampung Halaman.

“Saya pulang ke Kampung Halaman, Dusun Selojan, Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah menjelang akhir 2018. Dan mendirikan Perpustakaan Lumbung Literasi pada awal 2019,” Randa membuka cerita.

Selain ingin meneruskan jalan cita-cita orang tua. Randa menyadari bahwa di Kampungnya tingkat literasi masih sangat rendah. Apalagi, fasilitas penunjang seperti perpustakaan desa yang mendukung kebutuhan anak-anak dan para pemuda, masih sangat minim.

Baginya, perpustakaan harus juga menjadi ruang belajar alternatif bagi siswa dan wadah solutif bagi peserta didik.

“Secara keseluruhan, kegiatan di Perpustakaan Lumbung Literasi tidak hanya fokus pada literasi dasar –membaca, menulis dan menghitung–, tetapi juga diikuti oleh proses pengembangan kegiatan yang bersifat inklusif,” tambah “pekerja serabutan” di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu, ini.

BACA JUGA:  Pameran Lukisan dan Dialog Antargenerasi di Mataram

Adapun tujuan berdirinya Perpustakaan Lumbung Literasi antara lain menggalakkan budaya baca di tengah masyarakat; memberikan kemudahan kepada anak-anak untuk mendapatkan referensi; memberikan kegiatan yang bermutu bagi anak-anak dan masyarakat umum; mendekatkan masyarakat dengan buku; menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membaca; mengajak anak-anak, pemuda, dan masyarakat umum untuk berkenalan dengan ilmu pengetahuan lainnya, mulai dari bidang kesehatan, politik, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya; meningkatkan kreativitas pemuda dalam berbagai bidang, terutama pariwisata; serta wadah bagi pemuda untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial.

Praktik Literasi

Sejauh ini, lanjut Randa penulis “Teori Sastra Ekokritik: Sebuah Teori dan Praktik (2020), ada lima praktik baik literasi yang pernah dilakukan di Perpustakaan Lumbung Literasi.

Pertama, untuk menunjang pemahaman anggota komunitas maupun para pengunjung, mulai dari anak-anak dan remaja, Perpustakaan Lumbung Literasi menyelenggarakan kelas “KLASTER: KELAS KOMPUTER”. Dilaksanakan dua kali dalam sepekan yakni hari Minggu pagi dan Kamis malam.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan orientasi (perkenalan) kepada anak-anak tentang komputer, baik cara mengoperasikan maupun beberapa komponen dalam komputer. Salah satu hal yang melatarbelakangi munculnya gagasan untuk menyelenggarakan program tersebut ialah minimnya fasilitas digital berupa komputer di sekolah.

br