Gadget Bukan Sekadar Hiburan: Mahasiswa KKNT Literasi Unhas Ajak Anak Desa Bontomanai Ciptakan Karya Digital Berbasis Buku Bacaan

NusantaraInsight, Gowa — Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam program KKN Tematik Literasi, bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, mengadakan kegiatan literasi yang kreatif dan edukatif di Desa Bontomanai, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Jumat (1/8/2025).

Program bertajuk “Di Era Digital, Literasi Tak Tertinggal” ini bertujuan memperkuat budaya membaca di tengah arus digitalisasi yang semakin pesat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan bimbingan Dosen Pendamping Kegiatan, Dr. Nurmala Sari, SKM., M.Kes., MA.

Kegiatan berlangsung di sebuah padang hijau yang terletak di pinggiran sungai, lokasi yang biasa menjadi tempat bermain anak-anak desa.

Suasana yang alami dan santai membuat aktivitas terasa menyenangkan juga penuh makna. Anak-anak mengikuti kegiatan dengan antusias.

Mereka dibagi menjadi tiga kelompok kecil. Dua kelompok membuat poster digital dengan pendampingan masing-masing satu mahasiswa, sementara satu kelompok lainnya membuat video pendek yang dibimbing oleh dua mahasiswa karena prosesnya membutuhkan dukungan teknis yang lebih intensif.

Setiap kelompok memulai dengan membaca buku bersama, memahami isi bacaan, mendiskusikannya, lalu mengubah informasi yang diperoleh menjadi karya digital.

BACA JUGA:  Drs H Arsyad, Guru SDN Borong, Makassar: Anak-Anak Butuh Guru yang Mengayomi

Proses ini tidak hanya melatih keterampilan literasi dan berpikir kritis anak-anak, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa gadget dapat digunakan untuk hal-hal yang positif dan produktif.

Patrialis Akhsan Akbar, mahasiswa Jurusan Matematika yang juga menjabat sebagai koordinator mahasiswa di desa tersebut, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang guna mengajak anak-anak melihat gadget dari sudut pandang yang lebih bermakna.

“Gadget tidak hanya identik dengan permainan dan hiburan pasif. Justru sebaliknya, gadget bisa menjadi jembatan untuk mengekspresikan pemahaman terhadap bacaan, melatih kreativitas, berpikir kritis, dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Kegiatan ini dirancang untuk menumbuhkan kesadaran literasi sekaligus kreativitas anak-anak dalam memanfaatkan gadget secara positif. Mereka diajak untuk tidak hanya membaca, tetapi juga menciptakan.” jelas Patrialis.

Melalui pendekatan yang menyenangkan dan partisipatif, mahasiswa berharap budaya membaca dapat semakin mengakar dalam kehidupan sehari-hari anak-anak, sekaligus memperkuat pemahaman mereka terhadap teknologi sebagai sarana belajar dan berkarya.

Program ini membuktikan bahwa literasi dan dunia digital bukan hal yang saling meniadakan. Dengan pendekatan yang kreatif dan sesuai dengan dunia anak-anak, literasi justru bisa tumbuh seiring perkembangan teknologi.

br