Dari Kampus Lorong K-apel Belajar Tiga Kalimat Paling Keren di Dunia

_By Al Faqir Rahman Rumaday_

“Perumpamaan seorang Mukmin seperti lebah, apabila ia makan maka ia akan memakan suatu yang baik. Dan jika ia mengeluarkan sesuatu, ia pun akan mengeluarkan sesuatu yang baik. Dan jika ia hinggap pada sebuah dahan untuk menghisap madu ia tidak mematahkannya.” ~ Hadits

NusantaraInsight, Makassar — Dari lorong kecil bernama Daeng Jakking, yang tersembunyi di antara kesibukan Kota Makassar, tepatnya di Jalan Dg Tata 3, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, sebuah cahaya kecil terus menyala. Bukan dari gemerlap lampu atau papan reklame, melainkan dari semangat belajar dan nilai-nilai kemanusiaan yang tumbuh setiap pekannya di Kampus Lorong K-apel, ruang belajar kecil Komunitas Anak Pelangi (K-apel) yang berkolaborasi dengan Aruna Ikatuo Indonesia. Lorongnya memang sempit dan gelap namun penghuninya luas jiwanya dan terang hati tanpa penyangga tiang listrik

Minggu, 1 Juni 2025 menjadi momen istimewa bertepatan dengan hari lahir Pancasila. Di ruang sederhana yang penuh cinta dan harapan, anak-anak, mendengarkan dan menyimak dengan antusias materi yang saya bawakan. Saya tidak membawa teori rumit atau bacaan berat, sebagaimana anjuran dari kurikulum CAKEP BERDAYA K-apel bahwa sistem belajar yang diterapkan adalah 80 persen skill 20 persen teori. Saya hanya membawa tiga kalimat. Tapi bukan sembarang kalimat. Saya menyebutnya “tiga kalimat paling keren di dunia” yakni,
1. Minta tolong,
2. Minta maaf, dan
3. Terima kasih.

BACA JUGA:  Dari Aruna Ikatuo Indonesia untuk Aruna, Dari Kampus Lorong Dg. Jakking untuk Kampus Lorong

Tiga kalimat yang terdengar sederhana, namun sarat makna dalam kehidupan manusia. Saya memulai dengan pertanyaan yaitu “Mengapa kita harus belajar dari kalimat ini?” Sebab kalimat-kalimat ini adalah jembatan antara jiwa yang sadar akan keterbatasan, jiwa yang rendah hati, dan jiwa yang bersyukur. Kalimat-kalimat ini bukan hanya tentang tata krama, tetapi juga tentang keutuhan batin dan kekuatan peradaban.

“.. .dan tolong menolonglah kamu dalam (perkara) kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kamu tolong menolong dalam (perkara) dosa dan permusuhan” ~ QS. Al-Maidah :2
“MINTA TOLONG” adalah pengakuan paling jujur bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Bahwa dalam setiap langkah, kita membutuhkan tangan orang lain untuk menopang, menuntun, dan menyelamatkan. Ini bukan kelemahan, melainkan keberanian untuk mengakui bahwa hidup ini adalah jaringan ketergantungan yang indah. Anak-anak diajak untuk mengerti bahwa meminta tolong bukan berarti lemah, tetapi justru menunjukkan bahwa kita cukup kuat untuk bersikap jujur.

“Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada,” ~ Hadits
“MINTA MAAF” adalah bentuk tertinggi dari keberanian moral. Dalam maaf, ada pengakuan bahwa kita manusia yang bisa salah. Anak-anak belajar bahwa dengan meminta maaf, kita tidak merendahkan diri, tapi meninggikan akhlak. Di tengah dunia yang sering kali lebih cepat menghukum daripada memaafkan, kalimat ini menjadi oase yang mendamaikan. Maaf menyambung tali yang putus, menyembuhkan luka, dan membuka kembali pintu-pintu persaudaraan.