Muda Foya-Foya,Tua Bertobat, Mati Masuk Surga (Peringatan Buat Kaum Milenial)

Oleh Aslam Katutu

NusantaraInsight, Makassar — Benarkah Sesederhana Itu?
Waktu saya remaja dulu saya pernah mendengar ada pernyataan “Muda foya-foya, tua bertobat, mati masuk surga.” Kalimat itu terdengar ringan, bahkan lucu di telinga sebagian anak muda. Kadang jadi bahan candaan, kadang juga jadi dalih untuk menunda kesadaran. Tapi coba renungkan lebih dalam: benarkah hidup bisa seenaknya di awal, lalu berharap indah di akhir?

Kita sering menganggap masa muda adalah waktu untuk bersenang-senang tanpa batas. Hidup dijalani seolah umur panjang dijamin, seolah pertobatan bisa ditunda, dan surga adalah hak mutlak yang tak bisa digugurkan. Padahal, hidup tidak datang dengan kepastian seperti itu. Waktu terus berjalan. Hari ini bisa jadi yang terakhir. Dan tidak semua orang punya kesempatan untuk “tua” dan “bertobat”.

Foya-foya bukan hanya soal hura-hura, pesta, atau belanja berlebihan. Foya-foya juga berarti menyia-nyiakan waktu, menolak belajar, malas berusaha, dan menjauh dari hal-hal yang bisa membentuk masa depan. Ketika kita memilih untuk larut dalam kenikmatan sesaat, kita sedang menukar potensi besar dengan kepuasan yang cepat hilang.

BACA JUGA:  Lebih kejam dari Hitler

Banyak dari kita berpikir, “Nanti aja deh berubahnya. Masih muda ini, nikmatin hidup dulu.” Tapi perubahan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bertobat itu butuh niat, kekuatan, dan kadang harus dibayar mahal dengan kehilangan waktu, peluang, bahkan relasi. Dan siapa yang bisa jamin bahwa besok kita masih punya kesempatan untuk berubah?

Tidak ada yang salah dengan menikmati hidup. Tapi beda antara menikmati dengan membuang-buang. Hidup yang seimbang adalah ketika kita tahu kapan waktunya bersenang-senang, kapan waktunya bekerja keras, dan kapan waktunya merenung. Semua ada porsinya. Dan masa muda adalah waktu terbaik untuk menanam — bukan hanya menikmati hasil.

Bayangkan kalau kamu memanfaatkan masa mudamu untuk hal yang bermakna: belajar, berkarya, membangun relasi yang baik, memberi manfaat bagi sekitar. Lalu saat dewasa, kamu tinggal memanen hasilnya dengan penuh syukur. Pertobatan dan kedewasaan pun akan terasa ringan, karena kamu tidak berangkat dari kekosongan.

Hidup bukan film yang bisa kamu ulang. Hidup bukan game yang bisa kamu reset. Kesempatan bertumbuh tidak datang dua kali dengan cara yang sama. Maka bijaklah dalam menjalani masa muda. Gunakan energi, waktu, dan kesempatanmu untuk hal-hal yang akan kamu syukuri nanti, bukan sesali.

BACA JUGA:  KETIKA SEJARAH TAK MENCERITAKAN YANG SEBENARNYA

Ingat, surga bukan hadiah untuk yang paling banyak menunda. Surga adalah tempat untuk mereka yang menjalani hidup dengan sadar, dengan niat yang benar, dan usaha yang sungguh-sungguh.