KHOTBAH FILSAFAT HIDUP LEWAT LAGU

Inspirasi Film Bob Dylan “A Complete Unknown” (2024)

Oleh Denny JA

NusantaraInsight, Jakarta — Mengapa seorang penulis lagu bisa meraih Nobel Sastra? Apa yang membuat Bob Dylan, seorang penyanyi dengan suara serak dan gitar tua, melampaui semua penghargaan yang pernah diterima musisi lain? (1)

Dan mengapa dalam daftar 500 lagu terbaik sepanjang masa versi Rolling Stone (2004), “Like a Rolling Stone” karya Bob Dylan menempati peringkat pertama?

Pertanyaan ini lama mengendap di kepala saya. Bertahun-tahun saya bertanya: apa yang sesungguhnya istimewa dari Dylan?

Lalu datanglah momen itu. Saya menonton film A Complete Unknown (2024). Film ini menjadi salah satu nominasi Oscar 2025 untuk kategori terbaik.

Seharian saya tenggelam dalam jejak hidup Dylan. Saya menyimak wawancaranya di 60 Minutes, mendengar lirik-liriknya, mencoba menangkap kedalaman yang membuatnya begitu berpengaruh.

Saya teringat masa SMP, tahun 1970-an. Saat itu, saya dan grup vokal sekolah sedang latihan untuk lomba menyanyi. Guru kami memilih lagu Blowin’ in the Wind, karya Bob Dylan.

BACA JUGA:  Obituari Baco Ahmad “Tembok” PSM itu Telah Tiada.

Saat itu, asyik saja kami bernyanyi tapi tak mengerti arti liriknya yang metaforis. Baru sepuluh tahun kemudian, ketika duduk di bangku kuliah, saya benar-benar memahami makna liriknya.

Dunia musik telah melahirkan banyak ikon. Tapi Dylan bukan sekadar musisi. Ia adalah penyair jalanan, seorang filsuf yang melantunkan firman lewat folk dan rock.

Suaranya serak, nyaris seperti keluhan angin di padang luas. Tapi justru dari suara itulah, yang tak merdu itu, kedalaman hidup mekar dari lirik lagunya.

Ketika A Complete Unknown mulai bergulir di layar, saya tahu ini bukan sekadar kisah tentang seorang bintang. Ini adalah perjalanan seorang seniman yang menantang zamannya, menerobos batasan konvensional.

Ini kisah tentang pencipta yang menuliskan sejarah dengan petikan gitar dan lirik yang lebih tajam dari pedang.

-000-

Film ini digarap oleh James Mangold, sutradara yang berulang kali menangkap pergulatan batin manusia dalam layar lebar. Ia pernah menghidupkan kisah Johnny Cash dalam Walk The Line (2005).

Namun A Complete Unknown bukan biopik biasa. Ini bukan sekadar kronologi kehidupan Dylan. Film ini seperti mozaik: kepingan-kepingan kegelisahan, pemberontakan, dan metamorfosis seorang penyanyi folk menjadi ikon budaya yang tak tertebak.

BACA JUGA:  Sorot Gebrakan Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin

Timothée Chalamet memerankan Dylan dengan subtilitas yang mencengangkan. Ia tidak sekadar meniru gestur atau suara, tapi menangkap esensi Dylan. Yaitu sikapnya yang selalu ingin lari dari label apa pun yang diberikan dunia kepadanya.