Perubahan Hakiki Hanya Dengan Metode Nabi Saw.

NusantaraInsight, Makassar — Merefleksikan perjuangan Nabi Saw. dalam menapaki perubahan yang hakiki dari peradaban jahiliah menuju peradaban Islam Kaffah, Forum Mubalighah Sulawesi Selatan mengadakan acara Liqo Muharram Mubalighah 1446 Hijriah pada hari Ahad, 18 Agustus 2024, dengan mengangkat tema “Perubahan Hakiki, Tinggalkan Demokrasi, Ittiba’ pada Nabi”. Acara ini dihadiri oleh muballighah, ketua BMT dan penyuluh agama Se-Sulawesi Selatan.

Materi pertama bertema “Umat Butuh Perubahan Hakiki” disampaikan oleh Ustazah Rachmawati Mallapi, S.E, Ak. Beliau menjelaskan perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Mulai dari perubahan individu hingga perubahan sistem. Perubahan tidak terjadi begitu saja, harus berangkat dari kesadaran akan kebobrokan dan kedzaliman. Beliau memaparkan fakta beragam kerusakan hari ini mulai dari ketimpangan sosial hingga rusaknya generasi tak lain karena perbuatan “fasad” yang ditafsirkan di dalam tafsir Jalalain sebagai maksiat-maksiat yang banyak. Beliau mengutip firman Allah

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Surat Ar-Rum/30: 41).

BACA JUGA:  Wamen Dikdasmen Dr. Fajar Riza Ul Haq Bakal Jadi Narasumber Seminar Nasional APKS PGRI Sulsel

Kemaksiatan ini yang disebut sebagai sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan dan menjalankan demokrasi yang menempatkan kedaulatan di tangan rakyat bukan di tangan Allah. Mungkin kita tidak ridha, namun kita akan berdosa jika mendiamkan kemaksiatan ini.

Maka perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan menyeluruh bukan perubahan parsial yang tak lain meninggalkan demokrasi dan menerapkan sistem Islam sebagai wujud ittiba’ kepada Rasulullah Saw.

Acara berlanjut kepada materi kedua yang disampaikan oleh Ustadzah Saudiah Ummu Allam, mengangkat tema “Demokrasi Bukan Jalan Perubahan Hakiki”. Beliau menjelaskan sejarah singkat Demokrasi yang lahir di Eropa akibat pergolakan antara gereja dan kaum cendikiawan yang menjadikan sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan sebagai solusi.

Bagaimana kita mengambil demokrasi yang asal-usulnya bukan dari Al Qur’an untuk menjadi pedoman hidup kita? Demokrasi yang menghisap semua lini kehidupan dan membuahkan kerusakan alam dan manusia karena menjamin dan memberikan ruang bagi kebebasan.

Dalam demokrasi apa yang Allah perintahkan untuk diharamkan justru dapat dihalalkan, dan sebaliknya. Hal ini tak lain karena demokrasi sarat akan permainan kotor dan hanya memenangkan kepentingan segelintir orang.
Beliaun menyeru para Muballighah, hamba-hamba Allah yang sangat takut (taqwa) kepada Allah, takut akan hukum-hukum Islam terabaikan. Para Muballighah harus mempelajari Islam Kaffah agar jelas penyampaian syariah Islam kepada umat.