Bahkan, pola pressing yang intens di lini tengah dan rotasi posisi yang cerdas membuat Inter Milan kehilangan ritme permainan.
Inilah bukti bahwa sepak bola modern tak lagi hanya soal bakat individu, melainkan kecerdasan kolektif dalam membaca permainan dan mengambil keputusan di lapangan.
Dengan demikian, PSG tidak hanya menang karena semangat, tetapi juga karena kecanggihan strategi dan kecermatan dalam eksekusi.
-000-
Munich bukanlah garis akhir bagi PSG. Ia adalah sebuah awal.
Di era post-superstar, PSG mempersembahkan blueprint masa depan: sepak bola yang inklusif, seimbang, dan manusiawi.
Dan mungkin, jauh dari dunia stadion dan sepak bola, kemenangan ini adalah metafor zaman.
Bahwa dunia baru tak dibangun oleh satu orang, tapi oleh kita semua—yang bekerja dalam diam, tumbuh dalam kolaborasi, dan menang dalam kebersamaan.
Di bawah langit Munich, PSG mencetak lima gol. Tapi yang mereka menangkan jauh lebih besar dari itu:
Mereka memenangkan jiwa permainan. ***
Jakarta, 1 Juni 2025
CATATAN
¹ Menurut laporan Forbes dan L’Équipe, total investasi Qatar di PSG sejak 2011 diperkirakan telah melebihi €2,3 miliar, mencakup pembelian pemain, infrastruktur, dan gaji bintang dunia.
-000-
Ratusan esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa dilihat di FaceBook Denny JA’s World
https://www.facebook.com/share/16GxRqL1wA/?mibextid=wwXIfr