ويندبُ السُّحورُ وإنْ قلَّ، ولوْ بماءٍ، والأفضلُ تأخيرُهُ ما لمْ يخف الصبحَ
Artinya, “Disunahkan makan sahur walaupun sedikit, dan yang paling utama adalah menundanya selama tidak khawatir datangnya waktu Subuh.” (Muhammad Zuhri Al-Ghamrawi, Anwarul Masalik, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2012], halaman 161).
Sahur tidak harus dengan makanan yang bermacam-macam. Kalaupun tidak menemukan makanan walaupun hanya seteguk air putih, asalkan diniatkan sahur, maka kita sudah mendapatkan keutamaan sahur tersebut.
Kesimpulannya, hukum sahur adalah sunah. Berpuasa tanpa makan sahur tidak berpengaruh pada keabsahan puasanya, hanya saja tidak mendapatkan pahala atau keutamaan sahur yang disunahkan. Wallahu a’lam.
Sumber : Ustadz Abdul Kadir Jailani, Pengajar di Pondok Pesantren Darussalam Bermi, Guru SMAN 1 Gerung Lombok Barat