Lebih lanjut, Prof Aslamyah mengatakan penerapan system pemberian pakan yang berkelanjutan memperhatikan rasio FIFO (Fish in Fish Out). Rasio FIFO digunakan untuk mengevaluasi jumlah tepung ikan yang digunakan untuk menghasilkan daging ikan budidaya. Semakin kecil rasio FIFO maka nilainya akan semakin baik.
Daur ulang nutrisi dalam akuakultur, dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), seperti penggunaan kembali limbah budidaya untuk organisme atau komoditi perikanan lainnya, daur ulang limbah nutrisi melalui siklus microbial, polisakarida dan protein dari turunan hasil laut sebagai gel rekayasa bagi makanan, biomaterial dan organ jaringan.
“Mengurangi limbah pakan dengan meningkatkan kualitas pakan dan FCR dengan fermentasi dan predigest, atau menambahkan aditif pakan untuk menghasilkan pakan fungsional. Mempertimbangkan teknologi akuakultur berbasis tropical level dengan pemberian pakan buatan dan limbahnya menjadi pakan alami,” jelas Prof Aslamyah.
*Prof. Dr. Nita Rukminasari, SPi., MP*
Menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Peran Mikroalga Dalam Mitigasi Pengasaman Laut”.
Sebagai pengantar, laut memiliki peranan penting dalam siklus karbon global melalui proses fisika dan biologis yang terjadi, laut mampu menyerap dan melepaskan karbon dioksida. Pemanasan global dan pengasaman laut merupakan tantangan serius yang dihadapi. Dalam upaya mencari solusi yang berkelanjutan dan inovatif, penelitian tentang peran mikroalga dalam mitigasi pengasaman laut telah memberikan pandangan baru dan potensi solusi yang menjanjikan.
Lebih lanjut, Prof Nita menuturkan pentingnya implementasi penelitian ini tidak hanya terletak pada penggunaan mikroalga sebagai agen penyerap CO2, tetapi juga sebagai katalisator untuk perubahan paradigma dalam kebijakan lingkungan dan praktik industri. Langkah konkrit seperti penggunaan mikroalga dalam pengolahan gas buang, produksi biomassa untuk bahan bakar terbarukan merupakan bagian integral dari solusi holistik yang dapat mengatasi pengasaman laut.
“Dengan penelitian yang terus menggali potensi mikroalga dan penerapan temuan penelitian secara bijaksana, upaya global untuk melestarikan keberlanjutan lingkungan laut akan memberikan dampak yang berkelanjutan,” jelas Nita.
Secara umum, Prof Nita menambahkan prospek penelitian tentang mikroalga dalam mitigasi pengasaman laut sangat tinggi mencakup sejumlah aspek yang relevan dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim pada lingkungan laut.
*Prof. Dr. Mahatma Lanuru, ST., M.Sc*