Tak hanya fokus pada penelitian, NeuroADHD ini juga melakukan publikasi melalui akun media sosial Instagram (@neuroadhd) dan TikTok (@neuro.adhd) yang telah menjangkau
ribuan audiens.
Melalui platform tersebut, mereka berupaya menyebarkan edukasi ilmiah
dengan cara yang ringan, kreatif, dan mudah dipahami masyarakat luas.
Riset ini bukan hanya tentang sains, tetapi juga tentang bagaimana ilmu dapat kembali ke masyarakat dan memberi manfaat nyata,” tutup Nur Qadriani.
Dengan temuan ini, tim PKM-RE Universitas Hasanuddin berharap riset mereka dapat menjadi langkah awal menuju pengembangan terapi alami berbasis bahan lokal yang tidak hanya
relevan bagi dunia akademik, tetapi juga membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia.