NusantaraInsight, Makassar — Sastrawan dan Sutradara Teater Yudhistira Sukatanya mengusulkan agar diskusi buku novel sebaiknya menampilkan Dramatic Reading dalam membedah isi suatu novel.
Hal ini disampaikan Kak Yudhi demikian biasa disapa, ketika menjadi pembahas dalam diskusi buku novel “Menanti Musim Berganti” karya Syahriar Tato, Sabtu (7/12/2024) di Kafe Memory RR jalan Wijaya Kusuma Makassar.
Ia juga menyatakan bahwa: “Apa mendiskusikan novel itu penting ? Jika kita sepakati pertanyaan itu penting maka mari kita mendiskusikan novel “Menanti Musim Berganti” ( MMB ), karya Syahriar Tato yang diterbitkan oleh Nala Cipta Litera, Makassar, tahun 2007. Tercatat di Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) dengan nomor ISBN: 978-979-25-9537-6.
Yudhistira yang memiliki nama lahir Eddy Thamrin ini juga mengupas bahwa novel MMB adalah fiksi bertema lingkungan dengan genre drama. Ceritanya terbilang ringan berkisah tentang tokoh utamanya Malik-Mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) di perkamungan kumuh desa Rumbia yang berlokasi di pinggiran kota Makassar.
“Sengaja novel Menanti Musim Berganti ini saya buat snapshot, agar kita dapat lebih mengetahui alur dan premis dari novel tersebut,” ungkapnya.
“Saya membayangkan dan mengusulkan agar pada diskusi buku novel kedepannya kita bisa menampilkan Dramatic Reading atau membaca novel yang didiskusikan dengan cara drama sesuai dengan alur dan tokoh dalam novel tersebut,” beberapa Sutradara Teater Sang Karaeng di IGD yang baru-baru ini melakukan pementasan.
“Saya rasa diskusi buku novel dengan Dramatic Reading ini menjadi sesuatu yang menarik selain tentunya ada pembacaan puisi dan lainnya,” ungkapnya lagi.
Ia juga membahas banyak manfaat yang berharga bagi pembaca-apresian dan penulis yang dapat menyimak berbagai hal yang menjadi pemantik mengapa mendiskusikan novel ini penting.
“Setidaknya dengan berdiskusi diperoleh manfaat bagaimana memperdalam pemahaman yang dapat membantu pembaca-apresian memahami cerita, karakter, dan tema novel dengan lebih mendalam.
Mengembangkan keterampilan analitis bagi para pihak dengan membahas elemen-elemen seperti plot, gaya penulisan, dan simbolisme dapat mengasah keterampilan analitis dan kritis,” tuturnya.
Ia melanjutkan, dengan berdiskusi tentang novel bisa menjadi cara yang baik untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Ini bisa mempererat hubungan sosial dan membangun komunitas pembaca.
“Dengan berdiskusi, kita menghargai perspektif berbeda setelah mendengar pendapat dan interpretasi orang lain dapat membuka pemahaman dari berbagai perspektif, yang pada gilirannya bisa memperkaya pengalaman membaca. Perspektif orang lain selalu membuka wawasan baru yang mungkin terlewatkan saat membaca sendiri,” sebutnya lagi.