Dari panggung kecil di Namwon dan Jeonju, pesan itu menggema ke seluruh dunia—bahwa perdamaian bukanlah utopia, melainkan hasil dari kesadaran manusia yang mau memahami dan menghormati perbedaan. Wayang Sasak telah menunjukkan bagaimana kearifan lokal mampu berbicara dalam bahasa universal kemanusiaan.
Kini, tantangan berikutnya adalah bagaimana menjaga semangat itu tetap hidup di tanah asalnya. Sebab, sebagaimana benih yang tumbuh dari bumi, perdamaian sejati harus disemai dari akar—dari hati manusia, dari keluarga, dari budaya yang mencintai kedamaian.
Dari Lombok, Timur Indonesia, dunia kembali diingatkan: bahwa seni tradisi bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan jalan menuju masa depan yang damai.
#Akuair-Ampenan, 09-10-2025














