UMMI GURUKU

Ummi
Ummi Guruku (ilustrasi)

Ummi Te’ne berbisik ditelinga Ariel, “Niak inja serek tenapa natakppo erokku, lonna ta anjaripako guru nak” (Nak, masih ada satu keinginanku yang harus saya tunaikan sebelum engkau menjadi guru). Bisikan itu semakin diperjelas oleh Ummi Te’ne: “Erokka ancinikko akkbunting anne taungnga sagang anjo baine lebbak nupasi assengnga rinakke” (Ummi ingin engkau menikah tahun ini dengan wanita yang pernah kau kenalkan dengan ummi). “Anjao ambantuako riolo lalang tugasak kuliahmu” (Yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir kuliahmu). “Anne taunga, nak” (Tahun ini nak).

Berselang beberapa bulan sejak Ariel di wisuda, kondisi kesehatan ummi mulai melemah seiring usianya yang semakin lanjut. Malam itu, ummi memanggil kedua kakak perempuan Ariel, saat mereka sekeluarga berkumpul ditempat pembaringan ummi yang sedang sakit. Ummi menyampaikan hasratnya;

Ummi Te’ne: “Asserek ngasemako antu nak ! Pakkappoannga andiknu, niak antu boli-bolina pakagannakangi. Na nupassuroi baine nangaiyya ri Kampong Tidung” (Kalian semua telah berkumpul anak-anakku! Tanggulangi hasratku pada adikmu, ada itu simpanannya cukupkan. Kemudian lamarlah wanita pilihannya di Kampung Tidung).

BACA JUGA:  PAK BADARUDDIN AMIR TELAH PERGI MENGHADAP

Semua yang mendengar perkataan Ummi Te’ne tak ada yang mampu menampik, mereka saling berpandangan lalu sepakat mengiyakan agar umminya tak gundah gulana.

Waktu terus berjalan setelah malam itu, semua keluarga telah berembuk. Segala sesuatunya hanya Allah satu-satunya yang menentukan kejadiannya. Do’a-do’a telah berhamburan kehadiratNya, tak disangkal lagi urusan perkawinan Ariel mulus dan lancar,  sehingga di tanggal 11 November 1986 pesta perkawinan terlaksana dengan keridaan Allah SWT.

Kebahagiaan yang luar biasa dirasakan oleh Ummi Te’ne meskipun dia lagi berbaring sakit di pembaringan setelah perkawinan Ariel telah terlaksana. Jiwanya dan hatinya begitu tenang menerima dan menjalani kondisi tubuhnya yang sakit dan pasrah kepada Ilahi. Ariel dan saudara-saudaranya.  dengan setia merawatnya, mengangkat dan menceboki umminya ketika harus dibersihkan dari sitinjak di tubuh Ummi Te’ne.

Setahun kemudian, di bulan April 1987 Ariel menerima SK Mendikbud terangkat sebagai guru tetap dengan penempatan STM 80 Pare-pare. Ariel langsung menemui Ummi Te’ne dan sungkem memberi rasa hormatnya kepada orang tua yang mulia ini.

BACA JUGA:  Puncak Perayaan HPI 2024 : Penyair D. Zawawi Imron Terima Anugerah Sastrawan Adiluhung dari Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon

Ariel: ” Terimakasih Guruku, engkau telah menanam pembelajaran yang berharga dalam kehidupanku. Nasehatmu adalah Soko guru bagi diri anakmu, kejujuran, kemurnian hati dan ikhtiar telah menjadi jiwa kehidupan dalam meraih sukses” Ariel memeluk dan menciumi umminya dan bersujud merangkul kaki Ummi Te’ne