UMMI GURUKU

Ummi
Ummi Guruku (ilustrasi)

Cerpen: Syahril Patakaki 

UMMI, sebutan bagi ibu, tante atau saudara wanita ibu atau bapak dalam lingkungan keluarga Ariel. Sejak kecil Ariel tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berkehidupan sangat sederhana. Ummi adalah seorang guru mengaji dan tinggal bersama suami keduanya setelah suami pertamanya lebih dulu dipanggil kepangkuan Ilahi, Ariel juga punya dua saudara perempuan, ikut tinggal bersama di rumah itu.

Suami kedua ummi adalah seorang penjual jajanan kue tradisional di depan lorong dengan membuka “Gadde-gadde” – kedai kecil. “Tata Mali” warga memanggilnya, karena beliau asli suku Makassar. Setiap selesai salat subuh para tetangga pembuat kue, berdatangan menitipkan penganan yang bermacam-macam. Ada kesepakatan potongan 10-15 % dari harga jual, biasanya satu rupiah per-satu biji. hasilnya tergantung dari berapa banyak yang laku. Hasil itu sudah lumayan untuk ukuran pada tahun 60-70an.

“Tata Mali” setiap harinya berjualan dari matahari terbit  hingga petang hari, baru tutup setelah semua pemilik kue yang menitip datang mengambil uang hasil penjualan penganannya. Begitulah, dengan penuh  kegigihan Tata Malli berjuang menghidupi keluarganya, Ariel bersama kedua kakak perempuan dan Umminya hingga akhir hayatnya.

BACA JUGA:  PUISI RAMADHAN

Selanjutnya, tinggallah Ariel, sebagai satu-satunya anak lelaki di rumah dan dua kakak perempuan yang usianya jauh lebih tua dari Ariel. Sejak kecil selalu menjadi pusat perhatian dari “Ummi Te’ne”-nama penggilan Ibunya jaga dari ke dua kakak perempuannya. Kehidupan ditengah kesederhanaan terasa begitu bahagia, mereka saling berbagi perhatian dan kasih sayang, utamanya Ummi Te’ne yang begitu menyayanginya, melayani dan memanjakan mereka.

Terbukti setiap menjelang sore hari, Ummi selalu mengingatkan kedua kakak perempuan Ariel silih berganti membantu memandikan dan memakaikan baju bagi adiknya serta memoleskan bedak -baby talk. Setelah semua beres dan siap, barulah kakak perempuan yang tertua mengambil sepeda singkingnya kemudian membonceng Ariel berkeliling menikmati suasana senja hari.

Namun pada suatu sore  yang naas, saat Ariel dan kakaknya menikmati senja dengan bersepeda seperti biasanya. Jelang Magrib Ariel terpaksa dilarikan ke rumah sakit “Dadi” di jalan Lanto Daeng Pasewang karena kaki dan jemarinya masuk terali, terjepit diantara batang tralis sepeda. Akibatnya Ariel mendapat jahitan, hingga diperban kakinya setelah diberi suntikan anti Titanus sebagai anti biotik sebanyak 12 kali suntikan. Itu pula dilakukan setiap sepekan selama tiga bulan.