Telah Lahir ! Komunitas Sastra Kosakata

NusantaraInsight, Jakarta — Telah lahir Komunitas Sastra Kosakata Jakarta Barat -yang pengukuhan para pengurusnya- langsung dilakukan oleh Kepala Sudin Kebudayaan Jakarta Barat Joko Mulyono .

” Dengan lahirnya Komunitas Sastra Kosakata ini, saya optimis terhadap perkembangan literasi sastra di wilayah Jakarta Barat ” ujar Kepala Sudin (Kasudin) Kebudayaan Jakarta Barat Joko Mulyono di Auditorium Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) Jln.Rama Raya No.1, Rawa Buaya, Jakarta Barat, Jumat sore (18/7/2025).

Inaugurasi sastra pengurus baru Komunitas Sastra Kosakata periode tahun 2025-2027 ini didahului dengan tarian pembuka oleh Sanggar Kosakata.

Dilanjutkan pembacaan puisi pertama oleh Jose Rizal Manua berjudul “Biarin” dan “Ini Lagu Terpendek di Dunia”.

Setelah itu pembacaan puisi oleh Moctavianus Masheka (Bung Octa) diiringi alat.musik oleh Sylvi dan Aurel, serta Anto Ristargie dengan latar tari sufi.

Selain itu diluncurkan juga buku antologi puisi ‘Kosakata Kota’ cetakan pertama Juli 2025 dengan Kurator Anton RSJ, Jose Rizal Manua, dan Moctavianus Masheka serta kata penutup.oleh Sofyan RH Zaid.

BACA JUGA:  EMHA AINUN NADJIB: PENJAGA MATA AIR SPIRITUAL NUSANTARA

Buku antologi puisi setebal 161 halaman ini diterbitkan oleh Komunitas Sastra Kosakata dengan dukungan dari Dinas Kebudayaan
Jakarta Barat.

“Sebuah karya yang lahir dari cinta, pengamatan, dan perenungan terhadap tempat kita berpijak yakni Jakarta Barat.Saya menyambut baik hadirnya buku antologi puisi ini, di tengah arus kehidupan moderen yang serba cepat, buku menjadi penanda yang berharga, bahkan bisa kita sebut sebagai aset kebudayaan.Ia mencatat jejak rasa, mencerminkan ingatan kolektif, dan menjadi bagian dari upaya pelestarian identitas kebudayaan terutama bagi warga Jakarta Barat,” ucap Joko Mulyono.

Acara juga diisi berupa musikalisasi puisi oleh Anthiroum Musikal.Santo Kristoforus, dan Tersajakanlah.

Parade baca puisi antara lain oleh Romy Sastra, Indarpramesti, Farinnisa, Serepina, Sitinah,Tri Adi Sarwoko, Iwan Armawan.Monologue oleh Chintya serta Emi Suy.

Berbalas pantun oleh Andreas Panji Pangestu (Panji) dan Ronaldo Rosalino (Aldo), sastra lisan/sohibul hikayat Kukuh Santoso.

Dramatisasi puisi bersama EB.Magor, Jack Al Ghozali, Rony Sahrony, Herry Tany, Koko Kartiko, Puguh JK dan Le Suyud, terakhir musik akustik (band) Boim Blanko dan Jambul.(***)

BACA JUGA:  Diminati, Museum keliling di Sanggar Seni Pendopo Aspirasi.

Kontributor : Lasman Simanjuntak