Tantangan EBIFF Menjadi Jembatan Inklusi Ekobis dan Budaya

Aneka peluang dan tantangan perlu dijawab dengan perancangan strategi dan langkah-langkah yang komprehensif serta mendatangkan keuntungan, kesejahteraan dan kebahagiaan.

Mampukah event EBIFF 2025 ini hadir lebih terorganisir dan lebih semarak ?

Kota Samarinda pada tahun 2024 penduduknya berjumlah 881.25 ribu jiwa. Jumlah penduduk metronya: 1.050.000.Jumlah tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Provinsi Kalimantan Timur.

Persentase penduduk usia produktif berada pada usia ( 15-59 tahun ) mencapai 67,22% dari total populasi. Luas wilayah ini  718,23 KM2 meliputi 10 Kecamatan dengan prioritas program pembangunan pada sektor jasa ( khususnya jasa retail ), property dan industri pengolahan. Wikipedia
Kalimantan Timur luasnya adalah 127.346,92 km².

Populasi provinsi ini pada akhir tahun 2024 sebanyak 4.123.303 jiwa. Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.(Wikipedia)

Pada EBIFF 2025 ditetapkan delapan titik lokasi menjadi pusat-pusat pelaksanaan, diantaranya Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Lamin Etam- Kompleks Rumah Jabatan Gubernur, GOR Kadri Oening. Temindung Creative Hub, IKN, SMA, Pantai Watu Balikpapan.

BACA JUGA:  DANGE: AKU SEBUT IA KENANGAN

Sayangnya menyikapi hal ini kurang disiapkan moda transportasi yang interkoneksi. Misalnya pada jadwal tertentu ada bus yang stand by untuk mengantar jemput penumpang atau penonton dari venue ke venue.

Sejumlah penonton pun mengeluhkan kurangnya sosialisasi kegiatan. Mereka berharap untuk event selenjutnya memasifkan publikasi dan promosi kegiatan yang lebih komprehensif, menggunakan multiplatform dan melibatkan kontent kreator usia muda atau juga pendengung-buzzer

Salah satu kegiatan komplementer yang luput disiapkan adalah kegiatan literasi, tidak saja dengan menyelenggarakan diskusi atau presentasi formal atau informal, atau bekerjasama dengan Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah guna menyediakan pojok baca atau perpustakaan mobile dimana buku bertema budaya dari masing-masing peserta tersedia. Lomba penulisan esai bertema EBIFF dengan berbagai hadiah menarik dapat mengundang partisipasi warga.

Masalah penempatan artis partisipan juga dipertanyakan. Mengapa tempatnya saling terpisah jauh, lagi pula terasa ada diskriminasi.

Akibatnya interaksi antara artis lokal dengan mancanegara tidak terjadi, apalagi kesempatan berbaur terlalu minim.

Jika janji yang diucapkan Rudy Mas’ud-Gubernur Kalimantan Timur dalam sambutannya mengatakan bahwa tahun depan ( 2026 ) EBIFF akan difasilitasi dengan 700 kamar untuk seluruh partisipan.