NusantaraInsight, Makassar — Alan Tola, seniman otodidak yang penuh dedikasi, akan menggelar pameran tunggalnya bertajuk “Morning View” di Kedai Kopi ‘deskopidi’, Bukit Baruga Antang, Makassar. Pameran ini akan berlangsung selama 3 hari, dari tanggal 14 hingga 16 Agustus 2025.
Sebuah perhelatan dengan latar seni adalah bangunan kesadaran dan sekaligus kesadaran itu sendiri. Dari tafsiran ini, seniman Alan Tola turut melarutkan diri dalam proses introspeksi dan refleksi diri yang mendalam. Di hadapan ruang refleksi kontemplatif jiwa, Alan ingin mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pengalaman batinnya melalui karyanya.
Dengan pelibatan eksplorasi emosi, kesadaran diri, dan pencarian makna hidup, maka imaji simbolik tidak sekadar representasi literasi atas penggunaan simbol, metafora, atau citra bermakna dalam.
Seniman Alan Tola lahir di Makassar (1-10-1965) mulai serius menekuni seni rupa saat tinggal di Balikpapan. Luapan lukisannya menunjukkan kemampuannya dalam mengungkapkan kegelisahan jiwa, impian, dan harapan melalui karya-karya yang abstrak.
Pameran kali ini menampilkan karya Alan Tola dalam tajuk ‘solo exhibition’. Lewat pameran tunggal ini, kita akan diajak untuk memasuki dunia seni rupa yang dipenuhi dengan nuansa abstraksi dramatik dan kontemplatif melalui karya-karyanya.
Alan Tola dalam proses berkarya coba menyatukan refleksi kontemplatif jiwa dan imaji simbolik hingga menghasilkan karya yang sarat makna. Ia tak sekadar menawarkan bagaimana hidup terjalani, tetapi juga meneropong kompleksitas kehidupan dan boleh jadi manusia diajak menemukan kembali titik asalnya.
Melalui pameran ini, kita dapat menyaksikan perjalanan seni Alan Tola dan bagaimana ia mengungkapkan jiwanya melalui karya-karyanya. Dengan menggunakan warna-warna lembut kalem yang dibubuhi highlight terang dan kontras.
Alan Tola berkreasi menciptakan lukisan-lukisan yang luwes dan dinamis. Tema-tema yang dipilihnya untuk dituangkan dalam lukisannya mengantar kita untuk merenungi makna perjalanan kehidupan yang tersirat, sehingga kita dapat diajak berdialog secara personal dengan diri sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir, Alan Tola telah menjelajahi tema dan pendekatan yang mempresentasikan ruang imaji kontemplatif. Gurat tarikan garis dan sapuan torehan warna dihadirkan untuk mengajak penikmatnya berdialog secara lebih personal. Karya-karyanya kini telah berkembang menjadi orkestra abstraksi murni yang sesungguhnya.
Ajang pameran ini dirangkaikan dengan mengulas karya lewat diskusi dengan pemantik Diskusi Judy Raharjo. Kesempatan bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam tentang karya-karya Alan Tola dan bagaimana ia mengungkapkan jiwanya melalui seni.