Semarak Sastra Cinta Bangsa di Kota Tua Jakarta

Demikian pula halnya dengan Narima Beryl, deklamator dari Universitas Indonesia (U yang membacakan sajak Berdarah karya Sutardji Calzoum Bachri.

Begitu juga dengan Aditya Nugroho dari Universitas Negeri Jakarta, yang membacakan Ziarah Udin karya Joko Pinurbo.

Orang Muda Menggugah Cinta Bangsa

Membangkitkan cinta kepada tanah air bersama orang-orang muda, itulah substansi dari parade baca puisi dan musikalisasi puisi di Kota Tua Jakarta tersebut.

“Dengan dibacakan, masyarakat akan lebih leluasa mencerna karya sastra. Kami pilihkan karya-karya yang mudah dipahami, kemudian kami gelar di ruang publik,” tutur Octavianus Masheka, yang menjadi penyelenggara acara itu.

Octavianus Masheka adalah Ketua Umum Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI).

Bersama Komunitas TISI, ia sudah 8 kali menggelar parade puisi dan musikalisasi puisi di Kota Tua Jakarta.

Sebagai “prajurit sastra” ia memang getol melakukan regenerasi sastra, dengan menggelar berbagai acara sastra di ruang publik.

Pada Sabtu, 23 November 2024 lalu itu, Octavianus Masheka melibatkan Khansa dan Sopi sebagai Master of Ceremonies (MC). Khansa dan Sopi adalah dua mahasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).

BACA JUGA:  PAKINTAKI

“Dengan menjadi pembawa acara sastra, mudah-mudahan mereka kelak juga mencintai sastra,” ujar Octavianus Masheka.

Untuk menumbuhkan kepercayaan diri orang-orang muda tersebut, Octavianus Masheka melatih mereka.

Adakalanya ia yang datang ke kampus para mahasiswa tersebut. Di lain kesempatan, para mahasiswa itu yang datang untuk berlatih di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.

Di kesempatan datang ke TIM, Octavianus Masheka juga mengenalkan para mahasiswa itu dengan sejumlah pegiat seni, yang kebetulan juga tengah berkunjung ke TIM.

Dengan demikian, mereka tidak canggung lagi berada di lingkungan para pegiat seni.

Pada Sabtu, 23 November 2024 lalu itu, Octavianus Masheka mengajak orang-orang muda tersebut manggung bersama di Kota Tua Jakarta. Antara lain, bersama Jose Rizal Manua, Imam Ma’arif, Exan Zen, Boyke Sulaiman, Swary Utami, dan pemusikalisasi senior Rinidiyanti Ayahbi.

“Proses regenerasi dalam sastra, sesungguhnya adalah tanggung jawab kita bersama. Melalui sastra, kami mengajak orang-orang muda untuk bersama mengasah pikir dan rasa. Setidaknya, hal itu akan menjadi bagian yang positif bagi pembentukan kepribadian mereka,” lanjut Octavianus Masheka.

BACA JUGA:  Ada Apa "Sang Karaeng di IGD" Bikin Heboh

Dalam konteks regenerasi sastra, Komunitas TISI di kesempatan tersebut, juga menampilkan Mantra Gurindam, pembaca puisi cilik yang masih duduk di Sekolah Dasar. Ia diberi kesempatan satu panggung dengan para seniornya.