Sang Legenda dan Istirahatlah Cinta

(Oleh Nasrul, anggota Satupena dan mantan wartawan Star City)

NusantaraInsight, Makassar — Salah seorang pengunjung pameran, dengan spidol hitam menulis: MAUMA SUKSES TUHAN.

Lalu, tepat di bawah tulisan hitam itu, seorang pengunjung lain, dengan menggunakan spidol biru membalasnya dengan tulisan pula: TUHAN MEMBERIMU JALAN TAPI KAMU MEMILIH BERJUDI.

Kalimat di atas merupakan dua contoh dari seratusan kalimat yang ditulis pengunjung Pameran Seni Rupa AH Rimba, Menerjemah Ruang, yang diadakan di Etika Studio pada 28 sampai 30 Agustus 2024.

Dengan memanfaatkan motor Honda Legenda, Rimba dan teman-teman memberikan ruang kepada pengunjung pameran menulis apa saja. Mereka bisa menulis apa yang ada di benaknya dengan menggunakan spidol beragam warna yang disukainya. Banyak rupa yang tertulis di motor ini. Ada kalimat yang memotivasi dan sekaligus filosofis seperti: “Bukan karena perjuangan kita menjadi seniman namun karena kita seniman maka kita berjuang.”

Selain itu banyak pula curhatan, di antaranya: “Mauma juga menikah Tuhan.” Dan demi memanfaatkan pemilihan wali kota maka tak ketinggalan pula akronim dari salah satu pasangan calon wali kota.

BACA JUGA:  Mengenal Lebih Dekat Dua Buku Pariwisata Karya Dr. Dirk Sandarupa, M.Hum.,MCE

Motor Legenda yang digunakan pengunjung pameran untuk menulis kalimat-kalimat itu dibeli pada tahun 2003. Digunakan pertama kali oleh Mas Leo, pemimpin redaksi Star City sebagai kendaraan operasional tabloid ini.

Setelah Mas Leo membeli motor baru, sang Legenda kemudian dipakai PaMan. PaMan itu akronim dari Pak Mantri alias Sumantri. Dulu ia menggunakannya sehari-hari sebagai sarana transportasi dari rumahnya di Barombong ke Etika Studio, tempatnya bekerja sekarang. Meski motor ini selalu dipakai, PaMan tidak hapal nomor polisi motor ini.

Motor Legenda itu sehari-hari diparkir di Etika. PaMan sangat mencintai motornya itu karenanya ia meminta Rimba tidak memindah-mindahkan ‘Legendanya’ selama pameran berlangsung. Maka spontan saja Rimba berkata kepada PaMan, “Gampang.” Rimba punya ide untuk menggunakan Honda Legenda ini sebagai salah satu bagian dari pameran.

Sehari sebelum pameran berlangsung si Legenda dilakban kertas. Semua permukaan motor ditutupi lakban termasuk kenalpot. Di atas lakban ditempel kertas hvs. Sebelum dicat, kertas hvs ini terlebih dahulu dioles lem fox putih agar cat menyatu dengan kertas. Setelah lem kering, kertas yang berlem itu dicat pink. Di atas cat pink itulah pengunjung menulis.

BACA JUGA:  MERDEKA ITU

***
Dini hari 28 Agustus 2024 Rimba mengirimi saya sekitar 30-an judul lukisan yang akan dibuatkan label lukisan yang berisi data lukisan berupa ukuran dan tahun pembuatan. Namun sehari sebelumnya ia menyampaikan ke saya, “di sini—sambil menunjuk bangku yang sudah dibungkus vinyl putih—saya akan menempatkan Istirahatlah Cinta.”