Rupa Perempuan Dalam Revolusi Esok Pagi

Karyanya, “Dalam Bayang-Bayang Kegelapan” berupa mix on canvas sangat jelas menggugat patriarki. Dua mata dengan bibir yang dijahit dan garis merah yang dihubungkan peniti bagai menyorot ketidakadilan gender yang dialami perempuan.

Domestifikasi, marginalisasi, beban berlapis, diskriminasi, stereotype dan segala konstruksi sosial yang dialami perempuan ditulis di atas kanvas seukuran 50×50 cm.

Di karyanya yang lain, “Suara yang Diabaikan”, Desyynr bermain-main dengan kolase yang ramai. Suara kaum perempuan terus dia teriakkan.

Gambar TV jadul dengan tumpukan judul-judul berita, menggambarkan dominasi wacana yang melanggengkan posisi laki-laki.

Judul-judul berita seperti “Indonesia Darurat Femisida”, “Mencari Ruang Digital Aman Bebas Diskriminasi dan Darurat KBGO”, dan “Peremouan Jadi Korban Berulang, Pelaku Masih Bebas” adalah sedikit contoh persoalan yang masih mengungkungi hidup perempuan.

Menariknya, jika rerata perupa dalam Pameran Revolusi Esok Pagi #6 ini mencantumkan harga karyanya. Desyynr justru memasang not for sale pada dua karyanya itu.

Seolah dia mau menegaskan bahwa REP #6 ini, baginya adalah ruang untuk mengkampanyekan kesetaraan dan keadilan gender. Bahwa seni adalah medium yang estetik untuk merevolusi cara pandang kita terhadap perempuan. (*)

BACA JUGA:  Caraku Rayakan Hari Puisi