NusantaraInsight, Jakarta — Penyair Pulo Lasman Simanjuntak dari Kota Jakarta kembali membidik atau juga “menguliti” kasus korupsi -di tengah perkembangan makin maraknya unjuk rasa dan demonstrasi – di Indonesia beberapa minggu terakhir ini .
Melalui dua karya puisi terbaru yang ditulis pada bln Agustus dan September 2025.
“Saya akan ungkapkan kasus terakhir korupsi yang menjadikan mantan Menteri Pendidikan & Kebudayaan Nadiem Makarim yang telah menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan laptop chromebook serta sebelumnya operasi tangkap tangan atau OTT mantan Wakil Menteri Tenaga Kerja Emmanuel Ebenezer atau Noel baik oleh KPK maupun Kejaksaan Agung RI.Bahkan saat ini KPK masih memeriksa terus dugaan kasus korupsi kuota haji tambahan tahun 2014 yang melibatkan mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoum,” ujar Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak kepada wartawan di Jakarta, Jumat sore (5/9/2025).
Kritik sosial-dibarengi dengan solusi yang belum terselesaikan- sebuah karya sastra (baca: puisi/sajak!) juga merupakan “suara rakyat” dalam bentuk tulisan batin dan rohani dari jari-jari seorang penyair yang kritis terhadap bangsa dan negara ini.
“Sebagai penyair dan sastrawan saya juga ikut prihatin dengan kondisi negara kita akhir-akhir ini.Dalam dua puisi yang saya tulis di bawah ini semoga bisa mewakili hati nurani rakyat di negeri ini ,” katanya.
Dikatakannya lagi-sejak tiga tahun terakhir ini- Pulo Lasman Simanjuntak yang juga dikenal sebagai wartawan dan rohaniawan, telah banyak menulis puisi seputar perkembangan kasus korupsi di Indonesia yang konon telah rugikan negara hampir sebesar Rp 1700 triliun.
“Saya dukung agenda mahasiswa untuk segera sahkan RUU penyitaan aset-aset harta untuk miskinkan para koruptor dan keluarganya,” pungkasnya.
Sajak
Pulo Lasman Simanjuntak
KORUPSI DI NEGERI TELAPAK KAKI
korupsi di negeri telapak kaki
sudah dibungkus
jadi kejahatan ekonomi
luar biasa
kerugian bangsa ini
membuntingi kemiskinan
menikam-
perut-perut busung lapar
meledak suara rakyat
di gedung-gedung parlemen
dan penjaga keamanan
tanpa seragam
tanpa senjata
dibakar amarah
gas air mata
penjarahan senantiasa
diiringi koor nyanyian
dibenturkan di media sosial
seratus triliun rupiah sepanjang tahun
seribu triliun rupiah sepanjang sepuluh tahun
dapat kenyangkan
anak-anak jalanan
kami, atas nama rakyat tertindas
masih setia bersedekah
di bawah terik matahari
tubuhnya dilindas
sampai tak.punya ibu jari
menghisap darah sendiri
untuk sepiring nasi
dan sepotong ikan asin