Pelangi di Lorong Daeng Jakking
Karya: Rusdin Tompo*
Pelangi di lorong Daeng Jakking
Serupa prisma yang mengurai lika-liku jadi laku pahala
Mata jernihnya menatap pesona
Ia menetap di teratak warga
Assulengka berbincang di suatu pagi
Sembari ngopi dalam siraman cahaya nurani
Wewarnanya terurai bening utuh
Lebur merah jingga kuning hijau biru nilai ungu menyatu padu
Menemani kaki-kaki rawan kanak-kakak menuju sekolah kehidupan
Kanak-kanak yang jemarinya belajar pikirannya berpendar ilmu
Di sanalah pelangi itu menetap bahagia
Menemani sigap cekatan ibu-ibu meronce tradisi rupa-rupa
Dari umba-umba hingga makrencong-rencong
Ibu-ibu yang jiwanya rupawan parasnya harum keikhlasan
Mendaras usianya hingga temaram tiba di barat horizon Benteng Somba Opu
Pelangi itu khusyuk terus melangkah
Merengkuh sesiapa yang seia sekerja
Sebab ia tak ingin ada gelap di lorong-lorong jiwa
Ia tak mau ada sembab mata digayut nestapa
Lorong ia gairahkan bukan cuma belo-belo
Sekadar riasan yang mudah diseka oleh rapuh waktu
Lorong ia terangi dengan literasi budaya tradisi
Hingga menemukan jati dirinya sebagai khalifah yang multidimensi.
Makassar, Oktober 2024
*) Rusdin Tompo, penulis, editor, dan pegiat literasi. Sudah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi. Alumni Fakultas Hukum UNHAS, Makassar ini merupakan Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan.