Menuju Anugerah Sastra dan Kebudayaan 2024 Penyair Taufiq Ismail Sebagai Bapak Sastra Indonesia

Menurut Fadli Zon, sampai 2013, Taufiq Ismail masih aktif sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Antarbangsa yang menyelenggarakan pertukaran pelajar SMA ke 10 negara, dan membacakan karyanya di berbagai tempat. Salah satunya ketika didaulat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membacakan puisi sebagai penutup rangkaian acara pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014.

“Sejak tahun 2008 beliau mendirikan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Nagari Aie Angek, Tanah Datar, Sumatera Barat. Rumah Puisi itu juga dimaksudkan sebagai residensi bagi sastrawan yang ingin berkarya. Baru-baru ini saya dipercaya untuk mengelolanya. Rencananya saya akan menjadikan rumah itu lebih estetik, menjadi Rumah Puisi dan Museum Sastra Indonesia,” tegas Fadli Zon yang telah menulis sejumlah buku baik kumpulan puisi, budaya, maupun politik.

Sutardji Calzoum Bachri yang menjadi pembicara pertama dalam diskusi yang dipandu penyair Ewith Bahar, menceritakan kenangan pertamanya bertemu Taufiq Ismail dalam suatu acara yang diadakan Paguyuban Sastra Sunda, di Bandung.

Sutardji menyebut Taufik Ismail merupakan penyair besar di mana puisi-puisinya menjadi saksi zaman. Taufiq Ismail memotret tiap peristiwa yang terjadi melalui bahasa yang sederhana namun menyentuh dan bisa melampaui zamannya.

BACA JUGA:  Prof.Dr.Wahyu Wibowo : Dalam Proses Kreatif, Karya Puisi Pulo Lasman Simanjuntak Cenderung Bergulat Dalam Sepinya

“Puisi Karangan Bunga dalam buku kumpulan puisi Tirani dan Benteng (1996) menggunakan bahasa yang sederhana, tetapi mampu menusuk ke kalbu dan memiliki rasa puitika yang tersembunyi sehingga mampu melampaui zamannya,” terang Sutardji yang kemudian membacakan puisi berjudul Karangan Bunga.

Tidak Sebatas Seremoni

Di tempat yang sama Ketua Umum TISI Octavianus Masheka mengatakan pihaknya ingin penghargaan yang diberikan kepada Taufiq Ismail dan juga sastrawan lainnya tidak sebatas seremoni.

“Diskusi Sastra kali ini merupakan yang pertama, di mana yang ke-2 akan kembali diselenggarakan pada Senin (24/6/2024) ,”kata Octa, sapaan akrabnya di Jakarta, Minggu sore (23/6/2024)

Octa menambahkan, sebelumnya TISI juga sudah menggelar road show pembacaan puisi di 6 tempat, dan juga lomba pembacaan puisi.

“Kegiatan bukan hanya melibatkan seniman, tetapi juga pelajar dan mahasiswa,” pungkasnya.(***)

Kontributor : Lasman Simanjuntak