“Her..! aku ingin melatih murid murid untuk cinta laut, bersahabat dengan laut, laut adalah kehidupannya, aku bertekad untuk membimbing mereka menjadi pelaut yang profesional kelak, untuk itu sejak dini aku harus ajarkan keterampilan dan teknik berenang yang tepat”, kamu harus mendukungku Her,” pinta Randi kepada sahabatnya.
”Bukan hanya cita citamu tapi juga membangun kembali butir butir cintamu yang telah gugur akan aku bantu, Ran. Lupakan masa lalu mu, mulailah hidup yang baru,” Tegas Herman sebagai sahabat.
“Terima kasih Her, kamu adalah penyemangat ku,” ucap Randi dengan mata berkaca kaca terharu akan ucapan sahabatnya meski baru satu tahun bersama tapi sudah serasa saudara sendiri.
Sambil menunggu kesiapan murid-murid, Randi duduk sejenak di hamparan pasir pantai yang begitu indah ia memandang laut lepas, deburan ombak ibarat musik yang mengalun indah ditelinga. Ia meraih serpihan batu-batu karang dan menulis, ”di sini di pantai ini ku ukir cita citaku dan kugapai cinta yang terbenam”.
Herman melirik sahabatnya, “Ran…. sudah waktunya mulai praktek.” Randi pun akhirnya berdiri dan meninggalkan tulisannya dengan harapan akan menjadi kenyataan.
Sebelum memulai praktek Randi mengajak murid-murid berdoa memohon kemudahan dan keselamatan dalam berenang.
”Ya Allah mudahkan aku membimbing murid – muridku untuk berenang dan lindungi kami dari segala macam marabahaya, Aamiin.”
Setelah selesai berenang murid-murid diarahkan untuk berganti pakaian dan menikmati bekal masing-masing yang dibawah dari rumah.
”Her…….. tolong yah bantu untuk mengarahkan murid-murid berganti dan menikmati bekalnya, saya masih ingin berdiri di sini, di pantai ini.”
Randi berdiri di tepi pantai menatap ombak yang berayun-ayun, desir suara angin laut seakan menjadi musik membawa angannya untuk meraih cinta yang terbenam.
Tiba-tiba terdengar suara canda dan ketawa tidak jauh dari tempatnya berdiri. Randi sontak kaget dan menoleh ke arah sumber suara, oh ternyata ada beberapa orang tenaga kesehatan dari Puskesmas.
Randi menatap satu per satu tiba-tiba matanya tertuju pada sesorang dengan pakaian biru muda, dipadu dengan hijab senada, tiba-tiba jantungnya berdetak kencang, sepertinya ia pernah bertemu dangan gadis cantik dan manis tersebut.
”Hai, Pak Guru Randi masih ingat aku ya ?”, sapa gadis yang memilki paras ayu dan anggun dengan hijab yang menutup kepalanya, suaranya membuyarkan lamunan Randi.
”Hmmmm… di mana ya lh,” ucap Randi sambil mengeritkan dahinya, “oh yah.. saya ingat anda Bu Rika yang pernah ke sekolah kami, untuk kegiatan Workshop kebugaran jasmani anak sekolah,” Jawab Randi dengan suara pelan.

br






br






