KUGENGGAM SIRI NA PACCE

“Anakku, Allah Maha Pengasih dan Maha Penyang, Allah yang akan menuntun dan memberikan kita jalan selama kita sungguh-sungguh berusaha dan berdoa, jangan pernah ragu dan berputus asa akan rahmat dan kasih sayang Allah sang Maha Khalik, Mama akan selalu berusaha dan berdoa untuk Kamu Nak, Mama yakin cita cita ayahmu akan terwujud,” Mama Dani menguatkan anaknya dengan penuh keyakinan.

“Dani anakku, ayo sekarang siapkan buku-buku pelajaranmu untuk besok, setelah itu segera tidur, besok kamu masuk sekolah, jangan pikirkan untuk mencari pekerjaan di kota, dengan membantu Mama menitip jualan di kantin sekolah itu sudah membantu Mama Nak,” lanjut Mama Dani ingin menghilangkan pikiran Dani untuk bekerja di Kota.

“Baiklah Mama, Dani akan belajar lebih giat, dan pulang sekolah aku akan ke kebun, aku ingin tanam sayur-sayuran,” kata Dani dengan penuh semangat.

“Terima kasih Nak, hanya kebun dan rumah ini peninggalan ayahmu, kita harus menjaganya dan merawatnya. Semoga Allah selalu menuntun setiap langkahmu demi mencapai cita-citamu dan cita-cita ayahmu,” kata Mama Dani.

BACA JUGA:  PUISI ESAI MASIH PERLU WAKTU MENJADI ANGKATAN SASTRA BARU?

Sepulang sekolah Dani mempersiapkan perlatan dan berangkat untuk membersihkan kebun peninggalan ayahnya, di pinggiran kebun Dani berhenti sejenak dan hanya memandang hamparan rumput yang sudah menjalar. Sepeninggal ayahnya kebun itu tidak lagi terawat.

Dani teringat akan masa kecilnya ia selalu ikut dan membantu ayahnya membersihkan kebun dan menanam sayuran. Kini ia hanya sendiri, Dani mencari tempat duduk, bangku kecil di pojok kebun, tempat duduk yang dibuat oleh ayahnya untuk Dani dan Mamanya untuk istirahat, ternyata bangku itu masih ada dan masih kuat meski sudah tertutup rumput.

“Dani… “ Mama akan menemani kamu nak,” suara mamanya memecah kesunyian dan lamunan Dani,”

Mama Dani sengaja izin dari tempat kerjanya siang itu untuk menemani anaknya pertama kali membersihkan kebun yang sudah lama ditinggalkan dan tidak terawat lagi.

Ditemani Mamanya Dani bangkit dari tempat duduk dan mulai bekerja, Dani berharap hasil kebunnya kelak dapat meringankan beban Mamanya dan mengantarnya menjadi polisi.

Setiap alunan napas Mama Dani mengalun doa untuk anaknya tercinta, “Yaa Allah ku genggam Siri Na Pacce demi anakku tercinta, dia adalah harapan hidupku, belahan jiwaku, kuatkan hatiku kuatkan langkahku, akan kutepis sakit dan bebanku demi masa depan anakku.”

BACA JUGA:  Penyair M.Amir Jaya Terbitkan Buku "Mengaji Ombak Tanadoang"

Hari berganti hari, bulan berganti bulan Dani semakin giat belajar dan mengolah kebun peninggalan ayahnya, tak lupa berlatih olah raga untuk mengikuti seleksi penerimaan Polri.

br