KUGENGGAM SIRI NA PACCE

OLEH : MULYATI

Malam semakin larut Mama Dani belum juga tidur, dia hanya bersandar pada dinding kamar yang terbuat dari triplek yang sudah rapuh, matanya menerawang jauh mengenang suaminya yang telah meninggalkan dirinya dan anak semata wayangnya, Dani.

Mama Dani adalah panggilan akrab masyarakat di kampungnya.
Sejak kepergian suaminya, Mama Dani berperan sebagai Ibu dan juga ayah bagi Dani, yang masih duduk dibangku SMA. Mama Dani sosok wanita tegar, penuh semangat, tidak kenal lelah dan putus asa. Mama Dani pantang menyerah dan menahan perihnya hidup. Ia mampu mengubah rasa sakitnya untuk bangkit demi masa depan anaknya, Dani.

Mama Dani merasakan kondisi kesehatannya mulai menurun. Sudah satu tahun Mama Dani sering mengeluh sakit Maag, namun karena kondisi ekonomi yang menghimpit, Mama Dani kadang hanya membuat ramuan obat tradisional.

Selain bekerja sebagai asisten rumah tangga yang bekerja dari pagi sampai menjelang magrib, Mama Dani juga membuat jajanan yang dititip pada warung-warung di kampungnya. Sebagai anak yang berbakti pada orang tuanya, Dani ikut membantu mamanya menitip di kantin sekolah tanpa sedikitpun rasa malu.

BACA JUGA:  Burakne yang Lahir Bagai Sehimpun Puisi : Ahmad Arelian Abqari

“Dani….. “ada apa nak kenapa kamu tidak makan, apakah kamu sakit ?” dari tadi mama perhatikan, kamu nampaknya lesu,” tanya Mama Dani sambil mendekati anaknya, permata hatinya “Ayo Nak makanlah, setelah makan Dani cerita ke mama apa yang kamu pikirkan Nak,” sambil mengelus kepala Dani dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Selesai makan malam, Mama Dani menghampiri anaknya, diraihnya tangan Dani, dengan suara lembut, “Nak ayo katakan pada Mama, apa yang mengganggu pikiranmu Nak ?”.

“Mama, Dani mencium tangan mamanya tak terasa buliran air mata jatuh membasahi tangan mamanya, dengan suara berat ia berkata “ Mama maafkan Dani Ma…, Dani ma….u..berhenti sekolah, Dani diajak teman untuk bekerja di kota.”

Bagai petir menyambar di siang bolong Mama Dani kaget mendengar jawaban anaknya yang selama ini menjadi kekuatan dan semangat hidupnya.

“Dani kamu bicara apa Nak,” “Dani anakku semiskin apapun kehidupan kita dan selama mama masih bernapas tak akan kubiarkan kamu berhenti sekolah,” tegas mamanya.

BACA JUGA:  Delegasi IMLF dari 21 Negara Bakal Hadiri Panggung Baca Puisi Dunia IMLF-3 di Jam Gadang

“Sebelum ayahmu meninggal beliau berpesan untuk menjagamu, merawatmu, menyekolahkan kamu sampai menjadi Polisi, sejak lahir ayahmu selalu bermimpi dan berdoa kelak kamu menjadi Polisi, yang mengayomi dan melindungi rakyat kecil,” bujuk mamanya.

“Tidak Dani, kamu tidak boleh berhenti sekolah, sambil memeluk anaknya dengan air mata yang tak mampu lagi dibendung, Mama akan selalu menggenggam Siri na Pacce demi cita cita ayahmu,” bujuknya.