JANGAN PANGGIL SAYA USTAZ

NusantaraInsight, Makassar — Atas permintaan ibu-ibu Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) untuk mengisi hikmah maulid Nabi Muhammad SAW, saya mesti kembali naik ke panggung spiritual setelah dua dekade meninggalkan panggung itu. Meski hati ini terasa berat seberat sejumlah ton beras dan perasaan merasa tidak layak, tetapi panggilan untuk berbagi selalu menghadirkan kekuatan baru, memberikan apa yang bisa diberikan karena bagi saya “BERBAGI ITU CINTA” sekalipun 1 kata positif “Berbagi bukan tentang seberapa besar dan seberapa berharganya hal yang kau beri, namun seberapa tulus dan ikhlasnya apa yang ingin kau beri.” ~Kata Bijak “ballighu anni walauw ayah.” “sampaikanlah dari ku walapun satu ayat” ~ hadits.

Peringatan Maulid tersebut berlangsung di pusat pengembangan potensi masyarakat Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) Lorong Daeng Jakking pada hari sabtu tanggal 28 April 2024 dengan tema “Meneladani Rasulullah Muhammad SAW dengan Berbagi Cinta dan Peduli Kepada Sesama” dihadiri akademisi Dr Syafruddin Muttamar, Rusdin Tompo, Anwar Nasyaruddin. sejumlah pegiat literasi seperti Syahrir Rani Patakaki Daeng Nassa, Andi Yusri Tanra, dan Pemimpin Redaksi Bugis Pos Arwan Rusli Daeng Awing. Pemimpin Redaksi MakassarChannel.com Rusdy Embas perwakilan dari Aruna Ikatuo sejumlah wartawan

BACA JUGA:  Kepada Puan di Rumah Kayu

Saya tidak ingin dipanggil ustaz, karena saya bukan seorang ustaz. Saya hanya seorang pegiat sosial yang belajar dari setiap langkah hidup dan dari mereka yang saya temui. Bagi saya, berbagi nilai kebaikan bukanlah soal gelar atau kedudukan, melainkan panggilan hati untuk memberi makna pada kehidupan. “undzur ma qoola wala tandzur man qoola” “lihatlah apa yang disampaikan dan janganlah melihat siapa yang menyampaikan.” ~ Peribahasa

Dalam setiap perjalanan hidup, saya belajar bahwa kebijaksanaan tidak selalu datang dari orang-orang yang berseragam formal atau memiliki gelar keagamaan atau juga memiliki status sosial. Kebijaksanaan sejati adalah hasil dari kerendahan hati, keberanian untuk mendengarkan, dan keinginan tulus untuk membantu sesama. “Ilmu yang bermanfaat adalah yang diterapkan dengan hati, bukan hanya diucapkan di mimbar.” ~ Kata Bijak

Jangan panggil saya ustaz, karena saya bukan ustaz. Saya hanyalah seorang hamba Allah SWT yang mencoba berjalan di jalan kebaikan, belajar dari kehidupan sehari-hari dan berusaha mengamalkan apa yang sedikit saya ketahui apa yang saya lakukan hanyalah pengabdian kecil sebagai pegiat sosial, mengulurkan tangan kepada sesama, dan berbagi nilai-nilai yang bisa memuliakan hati karena pada akhirnya, kebijaksanaan sejati bukanlah tentang siapa yang berbicara, tapi tentang siapa yang mampu memberi arti pada sesama tanpa memisahkan agama, suku, laki-laki, perempuan ataupun latar belakang dan warna kulit kesemuanya adalah ladang kebaikan “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.” ~ Al-hujurat ayat 13