Ishakim : Syahriar Tato, Lelaki Bugis yang Menangis

Ishakim
Ishakim ketika memberikan tanggapan pada diskusi buku Mengejar Tapak Allah

NusantaraInsight, Makassar — Pemain teater dan perupa, Ishakim menyebut penulis kumpulan puisi Mengejar Tapak Allah – Siluet Cinta, Syahriar Tato sebagai lelaki Bugis yang menangis.

Hal ini disampaikan lelaki yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ketika memberikan tanggapan dalam diskusi Buku Mengejar Tapak Allah di Warkop Memory RR, Lt.3 Jl.Wijayakusuma No.2 Banta-Bantaeng, Makassar, Kamis (9/1/2025).

Pemeran Cornelis Speelman dalam Teater Sultan Hasanuddin garapan sutradara Ram Prapanca itu menyebutkan bahwa puisi-puisi yang ditampilkan berdasarkan perjalanan penulis di Mekah, Turki, Australia dan di belahan dunia lainnya adalah ungkapan perasaan yang menangis dari seorang lelaki Bugis bernama Syahriar Tato ini.

“Jadi ini harus dijawab oleh Pak Dr Syahriar Tato,” tanya Ishakim.

Menanggapi hal itu, penulis buku Syahriar Tato secara singkat dan tegas membantah pernyataan Ishakim.

“Lelaki Bugis tak ada yang menangis, cuma meringis,” jawabnya singkat.

Menambah pernyataan penulis, Syafruddin Muhtamar yang merupakan salah seorang narasumber menanggapi dengan lebih bijak.

BACA JUGA:  Ketua JOIN Sulsel Dr. Arry Abdi Syalman, S.Ikom, M.H.,CPCE, CPM: Dunia Maya Kita Perlu “Dipagari”

“Menangis itu ada dua macam ada menangis spiritual dan yang menangis emosional,” timpal bapak muda yang akrab disapa Dr Shaff ini.

“Tangisan yang dimaksud mungkin tangisan spiritual yaitu menangis bahagia karena hati tercerahkan secara spiritual dan ini jelas dalam puisi Mengejar Tapak Allah,” tambahnya.

“Saya lihat penulis telah menempuh jalan primordialnya,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ikatan Penulis Muslim Indonesia (IPMI) yang dinakhodai M. Amir Jaya selaku Ketua Umum dan Syarif Liwang selaku sekretaris menggelar diskusi buku Mengejar Tapak Allah – Siluet Cinta karya Syahriar Tato.

Pada diskusi ini menampilkan dua pembincang yakni, Dr Syafruddin Mukhtamar,SH,MH (Penyair & Akademisi) dan Prof Dr H Mardi Adi Armin, M.Hum (penulis & Akademisi) serta dipandu oleh Jesi Heny Taroko yang merupakan seorang jurnalis dan juga penulis.

Sejumlah sastrawan, budayawan, wartawan dan penggiat literasi hadir dalam diskusi ini, di antaranya, Dahlan Abubakar, Amir Jaya, Yudhistira Sukatanya, Rusdin Tompo, Fadli Andi Natsif, Bahar Merdhu, Ram Prapanca, Idwar Anwar, Syahril Patakaki, Andi Marliah, Andi Ruhban, Rahman Rumaday dan sejumlah anggota IPMI.