Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, acara penamatan dan perpisahan sudah selesai dan akan dilanjutkan dengan acara ualang tahun Neng Erina, Bii Iyem mencoba menghubungi Ibu Yana melalui Handphone teryata Handphone Bu Yana sudah tidak aktif lagi, “Biii kapan Ibuku datang ?” tanya Erina dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya yang lembut dan manis.
“Sebentar lagi Neng sabar ya..” bujuk Bii Iyem, “ayo Neng kita duduk di depan acara ulang tahun Neng segera dimulai” sambil menggandeng tangan Erina.
Setelah acara dimulai tiba-tiba Erina menarik tangan Bibi Iyem, Erina minta dipeluk sama Bibi Iyem, Bibi Iyem memeluk Erina dengan penuh kasih sanyang diciumnya Erina dengan lembut, saat itu Erina berbisik “ Bii kapan Ibuku pulang aku ingin dimandikan Ibu”, dan tiba-tiba tangan erina jatuh terkulai, Bibi Iyem kaget, Erina segera dibawa ke rumah sakit terdekat, ternyata Neng Erina sudah tidak ada lagi, Neng Erina pergi dengan bulir-bulir air mata di pipinya, menantikan kedatangan sang Ibu.
Saat Itu Ibu Yana sudah tiba di Sekolah, ia hanya bertemu dengan security yang mengarahkan Bu Yana segera ke rumah sakit, setelah sampai di rumah sakit, Bu Yana mendapati putrinya telah kaku, ia hanya bisa menangis, mencium dan memeluk putrinya seakan tak ingin ia lepaskan, ia sangat menyesal selama ini tak pernah memenuhi keinginan putrinya, ia merasa semua hartanya sudah tak berarti lagi, putri satu satunya harapannya, penyemangatnya untuk bekerja sudah tidak ada lagi. Dalam tangisnya Bu Yana menyampaikan “ Anakku Erina hari ini Ibu akan memandikan kamu Nak, Ibu akan memenuhi janjiku untuk memandikanmu, maafkan Ibu tak mampu memenuhi keinginanmu, semua ini kulakukan hanya demi masa depanmu- kamu tega meninggalkan ibu……” Ibu Yana larut dalam kesedihan yang mendalam, setelah kehilangan suaminya kini kehilangan putrinya, pukulan terberat dalam hidupnya.
Butta Salewangan, 20 Februari 2025.