Oleh: MULYATI
Hari ini Bu Yana pulang lebih awal, sebelum makan malam Bu Yana memanggil Bibi Iyem “Biii, besok jam enam aku akan berangkat ke Singapura selama 2 hari, tolong jaga Neng Erina ya Bii, pakaiannya sudah aku siapkan di kamar, oh ya Biii tolong ingatkan Pak Mamat jangan sampai telat mengantar dan menjemput”, Bu Yana mengingatkan Bibi Iyem yang selama ini mengasuh Neng Erina.
“Baik Bu, Aku akan selalu jaga Neng Erina dan akan kusampaikan ke Pak Mamat”, jawab Bii Iyem.
Bibi Iyem adalah asisten rumah tangga Bu Yana sejak sepuluh tahun lalu dan kini sekaligus pengasuh Neng Erina, Bu Yana sudah menganggap Bibi Iyem sebagai keluarga sendiri, karena itu Bu Yana percayakan sepenuhnya pengasuhan Neng Erina anak tunggalnya kepada Bibi Iyem.
“Oh ya Bu, setiap kali Bibi mandikan, Neng Erina selalu menangis, Neng Erina minta Ibu yang mandikan”, kata Bibi Iyem dengan suara rendah.
“Bibi Iyem tolong dibujuk aja ya, aku ndak bisa mandikan, aku harus berangkat kerja tepat waktu Bi, aku percayakan Neng Erina kepada Bii, Aku harus kerja keras demi masa depan Erina, Aku tak ingin Erina menderita kelak, Aku harus menyiapkan biaya pendidikannya sejak sekarang Bii,” Ibu Yana menyampaikan dengan mata berkaca-kaca.
Sejak suaminya meninggal Bu Yana berjuang melanjutkan perusahaan suaminya sebagai CEO, sampai saat ini perusahaannya semakin berkembang bahkan sampai keluar negeri.
Setelah Bu Yana berangkat ke Bandara, Bibi Iyem masuk ke Kamar Bu Yana, hendak membangunkan Neng Erina, ternyata Neng Erina sudah bangun. “ Neng Erina sudah bangun ya, anak cantik ayo sayang sama Bibi”, bujuk Bibi Iyem dengan lembut.
“Bii mana Ibuku, Erina mau dimandikan sama Ibu, Biii, ….” tangis Erina. “Sayang…., Ibu pergi kerja, nanti setelah Ibu pulang, Ibu pasti akan mandikan Neng Erina,” Bibi Iyem membujuk Neng Erina dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri.
Dua hari kemudian Bu Yana sudah kembali dari Singapura, Bu Yana berjanji pada Erina untuk memandikannya pagi itu, namun tiba-tiba handphonenya berbunyi, Bu Yana harus segera ke kantor ada meeting mendadak.
“Biii aku ndak bisa mandikan Neng Erina pagi ini, aku ada meeting mendadak, bibi aja ya,” tanpa menunggu jawaban Bii Iyem, Bu Yana langsung berkemas-kemas.
Seiring berjalannya waktu hari berganti hari bulan berganti bulan, tanpa terasa satu tahun berlalu dan acara penamatan serta perpisahan akan dilaksanakan di sekolah Erina.
Hari itu sepulang sekolah Erina cerita ke Bibi Iyem, “Bibi tadi di kelas, teman Erina ulang tahun, ia cerita di depan kelas, Ibunya selalu memandikan dia, membantu pakai baju, sisir rambut dan bercerita sebelum tidur, Bibi…kapan Erina ulang tahun Bii.. nanti Erina cerita apa Biii,” tanya Erina sambil memeluk Bibi Iyem.