Halimah Munawir : Sastra Indonesia Tetap Tumbuh Subur dalam Kondisi Apa pun

Lalu tentang proses kreatif menulis seorang penyair, ia mengatakan sebuah karya, tanpa adanya proses kreatif, bagai sayur tanpa garam.

“Kita ‘kan kalau membaca puisi karya sendiri akan lebih menjiwai. Jadi menurut saya proses kreatif menulis perlu untuk mengembangkan imajinasi yang ada. Minimal turut serta dalam buku kumpulan puisi bersama para penyair lainnya, masuk komunitas sastra itu lebih baik,” pungkasnya.

Halimah Munawir, mulai menulis buku pada tahun 1988 berjudul ” Sukses Story Nilasari” .

Selanjutnya pada tahun 2011 menerbitkan novel yang berjudul The Sinden (penerbit Gramedia). Selanjutnya masih dengan penerbit Gramedia muncul novelnya berjudul Kidung Volendam, Sucinya Cinta Sungai Gangga dan Sahabat langit.

Pada tahun 2023 Halimah Munawir menelorkan kembali novelnya berjudul PADMI diterbitkan oleh Balai Pustaka, dan tahun 2024 masih dengan Balai Pustaka terbit novel Kalingga, Pada Padang Lavender.

Selain itu ikut pula menulis dalam sejumlah buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.
Karya puisi- wanita kelahiran Cirebon, 18 Januari 1964 ini- diterbitkan dalam buku antologi puisi tunggal AKAR berisikan 56 puisi pilihan (Y.Aksi-2020), antologi puisi sehimpun puisi bilingual BAYANG FIRDAUS (Diomedia-2021) Titik Nadir (TARESIA – 2025) yang merupakan genre puisi religi.

BACA JUGA:  Ram Prapanca akan Bangun "Jembatan" di Tahun 2025

Karya puisi dan cerpennya juga telah dimuat (dipublish) pada website cakradunia.co dan sastra semesta.

Wanita yang ramah dan supel ini adalah pemilik dan pencetus “Rumah Budaya HMA”, Ketua Umum Yayasan Ajang Kreativitas Anak dan Seni Indonesia, Yayasan Al-Hidayah Pondok Melati, Ketua Komunitas Obor Sastra.

Sehari-harinya adalah seorang pengusaha yaitu Komisaris PT.Dian Rimalma Pratama, serta Direktur Utama PT.Akasia Wanaja Mulya.

Halimah selain sebagai anggota Kadin, juga Wakil Ketua Umum II IWAPI.(***)

Kontributor : Lasman Simanjuntak